Game aksi-petualangan dari Game Science, Black Myth: Wukong, telah mengguncang dunia gaming dengan penjualan mengesankan sebanyak 10 juta kopi hanya dalam 10 hari. Namun, upaya terbaru untuk menjalankan game ini di perangkat mobile telah mengungkapkan tantangan yang signifikan.
Kekacauan Mobile
Meskipun belum resmi dirilis untuk Android, para penggemar teknologi berhasil menjalankan Black Myth: Wukong di smartphone yang dilengkapi dengan chip terbaru Qualcomm Snapdragon 8 Gen 3 dan GPU Adreno 750. Sayangnya, hasilnya jauh dari ideal:
- Frame rate hanya mencapai 14-19 FPS selama pergerakan dasar
- Suhu CPU melonjak hingga 76 derajat Celsius yang mengkhawatirkan
- Kualitas gambar terlihat buram, kemungkinan karena pengurangan pengaturan grafis yang ekstrem
Perangkat Keras Dipaksa ke Batas Maksimal
Meskipun GPU Adreno 750 mempertahankan utilisasi yang cukup baik sebesar 85-86% pada 1.000MHz, jelas bahwa sistem secara keseluruhan kewalahan menghadapi tuntutan game ini. Eksperimen ini menyoroti kesenjangan signifikan yang masih ada antara kemampuan gaming mobile dan konsol/PC untuk game-game yang menuntut grafis intensif.
Sekilas Masa Depan?
Kemampuan untuk bahkan mencoba menjalankan Black Myth: Wukong di smartphone sungguh mengesankan, menunjukkan seberapa jauh perkembangan perangkat keras mobile. Namun, kinerja yang kurang optimal ini mengingatkan kita bahwa pengalaman gaming AAA di perangkat mobile mungkin masih beberapa tahun lagi sebelum dapat menyamai konsol.
Kontroversi di Balik Kesuksesan
Sementara Black Myth: Wukong mendapat pujian kritis, game ini tidak lepas dari kontroversi. Laporan menunjukkan bahwa Game Science, pengembang asal Tiongkok, memberlakukan pedoman konten yang ketat pada para pengulas awal. Pembatasan ini termasuk larangan membahas topik seperti propaganda feminis, politik, dan COVID-19.
Pendekatan ini telah memicu perdebatan dalam komunitas gaming, dengan beberapa influencer dan pengulas memilih untuk menentang pedoman ini atau menolak memberikan ulasan sama sekali.
Kesimpulan
Black Myth: Wukong tetap menjadi showcase teknis dan sukses komersial di platform yang ditujukan. Meskipun gaming mobile terus berkembang pesat, eksperimen ini menunjukkan bahwa game PC dan konsol yang paling menuntut masih menimbulkan tantangan signifikan bahkan untuk perangkat keras smartphone terbaru.