Serikat Tech Guild NYT Memulai Mogok Menjelang Hari Pemilihan, Berdampak pada Sistem Liputan Penting

BigGo Editorial Team
Serikat Tech Guild NYT Memulai Mogok Menjelang Hari Pemilihan, Berdampak pada Sistem Liputan Penting

The New York Times menghadapi tantangan teknis yang signifikan ketika staf teknologinya memulai aksi mogok, yang berpotensi mempengaruhi infrastruktur liputan pemilihan umum surat kabar tersebut. Aksi buruh ini terjadi pada waktu yang sangat sensitif, tepat sebelum acara pemilihan besar yang biasanya membebani sistem digital Times.

Dampak dan Waktu Mogok

Tech Guild, yang mewakili lebih dari 600 profesional teknologi termasuk insinyur perangkat lunak, analis data, manajer produk, dan desainer, memulai mogok mereka pada pukul 12:01 dini hari waktu ET. Ini menandai pertama kalinya sejak 1964 aksi mogok bertepatan dengan liputan pemilihan presiden. Waktu ini sangat kritis karena para pekerja ini mengelola sistem backend penting, termasuk indikator pemilihan terkenal dan infrastruktur pelacakan hasil secara real-time.

Isu Utama dalam Perselisihan

Perselisihan buruh ini berawal dari negosiasi kontrak yang berkelanjutan sejak 2022. Poin-poin utama yang diperdebatkan termasuk penerapan ketentuan just cause untuk pemutusan hubungan kerja, masalah kesetaraan gaji, dan kebijakan kembali ke kantor. Guild secara khusus menyoroti kesenjangan rasial dalam pembayaran dan tindakan disipliner yang secara tidak proporsional mempengaruhi perempuan dan orang kulit berwarna.

Layanan Digital dan Dampak pada Pembaca

Sementara Times menegaskan bahwa produk digital populer mereka seperti Wordle dan aplikasi NYT Cooking tetap berfungsi, Tech Guild telah meminta pembaca untuk menghormati garis piketing digital mereka dengan menghindari layanan-layanan ini. Dampak mogok bisa paling terasa dalam liputan pemilihan surat kabar, di mana keahlian teknis sangat penting untuk mengelola alat visualisasi data kompleks dan sistem pelaporan real-time.

Respons dan Persiapan Perusahaan

Pihak administrasi Times menyatakan kekecewaan mereka terhadap waktu mogok sambil menekankan bahwa rencana darurat telah disiapkan. Perusahaan mencatat bahwa pekerja yang terdampak termasuk di antara karyawan dengan bayaran tertinggi mereka, dengan penghasilan rata-rata $40.000 lebih tinggi per tahun dibandingkan rekan jurnalis mereka. Meskipun demikian, serikat pekerja berpendapat bahwa persyaratan kontrak yang adil belum terpenuhi setelah hampir dua tahun negosiasi.