Kematian Pekerja dalam Saudi Vision 2030: Menganalisis Skala dan Dampak Korban Jiwa di Sektor Konstruksi

BigGo Editorial Team
Kematian Pekerja dalam Saudi Vision 2030: Menganalisis Skala dan Dampak Korban Jiwa di Sektor Konstruksi

Pengungkapan terbaru tentang 21.000 kematian pekerja terkait proyek Saudi Vision 2030 telah memicu diskusi intens di kalangan komunitas teknologi dan pembangunan, memunculkan pertanyaan tentang kondisi kerja, akuntabilitas, dan biaya kemanusiaan yang sebenarnya dari proyek-proyek mega konstruksi.

Memahami Skalanya

Jumlah korban jiwa yang dilaporkan sebanyak 21.000 pekerja sejak 2017 setara dengan sekitar 3.000 kematian per tahun. Meski angka ini terlihat mengejutkan, analisis komunitas memberikan konteks penting. Dengan Arab Saudi yang menampung sekitar 10 juta pekerja asing, ini mewakili sekitar satu kematian per 500 pekerja asing. Analisis perbandingan dengan tingkat kematian kerja di AS menunjukkan pekerja transportasi menghadapi 14,6 kematian per 100.000 pekerja setiap tahun, menjadikan tingkat kematian di Arab Saudi sekitar dua kali lebih mematikan dibandingkan profesi paling berbahaya di Amerika.

Konteks Historis dan Paralel Modern

Komunitas menarik paralel menarik dengan proyek konstruksi besar lainnya sepanjang sejarah. Konstruksi Bendungan Hoover di AS mencatat tingkat kematian pekerja sekitar 1 dari 200, sementara pembangunan Terusan Panama mengakibatkan sekitar 28.000 kematian. Namun, proyek-proyek bersejarah ini menghadapi tantangan tambahan seperti malaria dan demam kuning, sedangkan kematian saat ini di NEOM terutama disebabkan oleh kondisi kerja yang keras dan langkah-langkah keselamatan yang tidak memadai.

Masalah Sistemik dan Hak Pekerja

Aspek kritis yang disoroti dalam diskusi adalah sistem kafala dan praktik penyitaan paspor. Pekerja sering kali menemukan diri mereka dalam bentuk kerja terikat, tidak dapat meninggalkan pekerjaan atau negara tanpa izin pemberi kerja. Meskipun reformasi diperkenalkan pada 2021, kemampuan praktis pekerja untuk menggunakan hak mereka tetap sangat terbatas, terutama bagi mereka yang bekerja di lokasi konstruksi terpencil.

Kesadaran Global dan Liputan Media

Komunitas mencatat bahwa meskipun kematian ini bukan informasi baru, mereka menerima liputan media arus utama yang terbatas. Ini mencerminkan pola yang lebih luas dari liputan selektif tentang masalah hak asasi manusia, terutama di wilayah dengan ikatan ekonomi yang kuat dengan negara-negara Barat. Pengungkapan dokumenter ini muncul bersamaan dengan laporan tentang diskriminasi yang meluas, dengan eksekutif senior yang diduga membuat komentar rasis tentang pekerja Asia Selatan.

Implikasi Ekonomi dan Etika

Diskusi meluas ke implikasi yang lebih luas bagi sektor bisnis dan teknologi global. Beberapa firma arsitektur telah mundur dari proyek NEOM dengan mengutip kekhawatiran hak asasi manusia, sementara yang lain melanjutkan keterlibatan mereka. Ini menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab perusahaan dan keseimbangan antara peluang ekonomi dan pertimbangan etis.

Melangkah Maju

Komunitas menekankan perlunya peningkatan standar kerja internasional dan mekanisme penegakan. Sementara beberapa pihak menyarankan solusi teknologi seperti sistem biometrik untuk mencegah penyitaan paspor, yang lain berpendapat bahwa masalah mendasar terletak pada hak asasi manusia dan tata kelola daripada kemampuan teknis.

Skala kematian pekerja dalam proyek Saudi Vision 2030 merepresentasikan tantangan hak asasi manusia yang signifikan yang membutuhkan perhatian dan tindakan global. Seiring berlanjutnya konstruksi dan munculnya lebih banyak detail, komunitas internasional menghadapi tekanan yang meningkat untuk menangani praktik-praktik ketenagakerjaan yang mengkhawatirkan ini sambil mempertahankan hubungan ekonomi dengan negara-negara Teluk.