Ambisi Samsung dalam manufaktur semikonduktor canggih menghadapi tantangan signifikan seiring laporan terbaru yang mengungkapkan tingkat yield yang mengecewakan untuk teknologi proses 3nm Gate-All-Around (GAA). Meskipun menjadi yang pertama di pasar dengan teknologi mutakhir ini, raksasa teknologi Korea tersebut kesulitan mencapai target produksinya, yang berpotensi mempengaruhi daya saingnya dalam bisnis foundry yang sangat kompetitif.
Performa Yield Saat Ini
Proses 3nm GAA generasi pertama Samsung, yang dikenal sebagai SF3E-3GAE, berhasil mencapai tingkat yield antara 50-60%. Meskipun ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi produksi, angka tersebut masih di bawah target awal perusahaan sebesar 70%. Yang lebih mengkhawatirkan adalah kinerja proses generasi kedua, yang hanya mencapai tingkat yield 20% - kurang dari sepertiga dari target yang diharapkan.
Dampak pada Hubungan Pelanggan
Tingkat yield yang kurang optimal ini telah mulai mempengaruhi hubungan bisnis Samsung. Pemain industri terkemuka, Qualcomm, memilih untuk memproduksi Snapdragon 8 Elite secara eksklusif dengan proses 3nm N3E milik TSMC, mengabaikan tawaran Samsung. Bahkan perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang secara tradisional loyal kepada Samsung, telah mulai mengalihkan pesanan mereka ke node proses TSMC yang lebih matang.
Peralihan Strategis ke Pengembangan 2nm
Menanggapi tantangan ini, Samsung tampaknya mengalihkan sumber dayanya ke node teknologi masa depan. Perusahaan dilaporkan sedang mengembangkan chipset Exynos baru dengan nama kode 'Ulysses' menggunakan teknologi proses 2nm (SF2P) mendatang. Chip ini diperkirakan akan debut dalam seri Galaxy S27, yang dijadwalkan rilis pada tahun 2027, menunjukkan strategi jangka panjang untuk mengatasi hambatan teknologi saat ini.
Sekilas tentang masa depan Samsung: Chip Exynos mewakili perubahan strategi perusahaan untuk mengatasi tantangan saat ini |
Implikasi Industri
Kesulitan dengan yield 3nm menimbulkan pertanyaan signifikan tentang kemampuan Samsung untuk bersaing secara efektif dalam ruang manufaktur semikonduktor canggih. Meskipun perusahaan mempertahankan posisinya sebagai pionir dalam memperkenalkan node proses baru, implementasi praktis dan komersialisasi teknologi ini tetap menjadi hambatan yang harus diatasi.