Sebuah artikel terbaru yang membandingkan perkembangan kepribadian dengan pembelajaran penguatan ( reinforcement learning ) telah memicu perdebatan sengit di komunitas teknologi, menyoroti persinggungan yang semakin besar antara konsep AI dan teori psikologi. Sementara beberapa memuji perspektif barunya, yang lain memperingatkan tentang penyederhanaan berlebihan terhadap perilaku manusia yang kompleks.
Hubungan AI-Psikologi
Diskusi berpusat pada model kontroversial yang membingkai perkembangan kepribadian melalui sudut pandang konsep pembelajaran mesin, khususnya pembelajaran penguatan dan cekungan kepribadian. Anggota komunitas mencatat kesamaan antara pendekatan ini dengan kerangka psikologi yang sudah mapan seperti Terapi Perilaku Kognitif ( CBT ), menunjukkan bahwa model ini mungkin memiliki manfaat praktis meskipun berasal dari konsep teknis.
Saya melihat postingan ini dikritik dalam komentar karena interpretasinya yang terlalu harfiah tentang kepribadian sebagai proses pembelajaran penguatan, tetapi saya pikir ada nilai dalam hal ini sebagai model mental tentang bagaimana kita beroperasi... Memikirkan di mana posisi kita dan ke mana kita ingin berada dalam lanskap perilaku bisa menjadi model mental yang berguna.
Landasan Ilmiah dan Kritik
Poin perdebatan yang signifikan muncul seputar landasan ilmiah model ini. Para kritikus menekankan bahwa kepribadian sekitar 70% ditentukan oleh genetika, berpendapat bahwa artikel tersebut mengabaikan penelitian yang sudah mapan dalam psikologi kepribadian. Namun, para pembela mencatat bahwa bahkan sifat-sifat yang dipengaruhi genetika dapat menghasilkan hasil yang bervariasi berdasarkan faktor lingkungan dan pengalaman.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepribadian menurut diskusi komunitas:
- Genetika (kontribusi sekitar 70%)
- Faktor lingkungan
- Interaksi sosial
- Keputusan sadar
- Peristiwa traumatis
- Pengalaman yang berdampak besar
Menjembatani Ilmu Pasti dan Ilmu Sosial
Tema menarik yang muncul dari diskusi adalah kesenjangan yang dirasakan antara ilmu pasti dan ilmu sosial. Beberapa komentator menunjukkan bahwa model tersebut sejajar dengan konsep sosiologi yang ada seperti habitus, yang dikembangkan oleh Bourdieu, menunjukkan bahwa pemikir berorientasi teknologi mungkin mendapat manfaat dari keterlibatan dengan kerangka ilmu sosial yang sudah mapan daripada menciptakan ulang.
Aktivitas gradien tinggi yang umum disebutkan:
- Meditasi
- Penggunaan obat-obatan
- Acara keagamaan
- Cinta
- Perjudian
- Hubungan seksual
- Trauma
Konteks dan Aplikasi Profesional
Para profesional neurosains klinis dalam komunitas mencatat bahwa meskipun model tersebut mungkin kurang memiliki nuansa tertentu, model tersebut selaras dengan kerangka informal yang digunakan dalam praktik. Diskusi menyoroti bagaimana bidang yang berbeda mendekati konsep serupa melalui sudut pandang yang bervariasi, menunjukkan potensi nilai dalam dialog lintas disiplin meskipun ada skeptisisme awal.
Perdebatan ini akhirnya mencerminkan diskusi yang lebih luas tentang manfaat dan keterbatasan penerapan model teknis pada psikologi manusia. Sementara beberapa melihat nilai dalam analogi ini sebagai alat berpikir, yang lain memperingatkan tentang penyederhanaan berlebihan terhadap fenomena manusia yang kompleks.
Sumber: Personality Basins
Interaksi antara biologi dan perkembangan pribadi: sebuah metafora visual untuk memahami kepribadian melalui neurosains |