Perintah Eksekutif Trump Menghentikan Pemberlakuan Larangan TikTok Selama 75 Hari

BigGo Editorial Team
Perintah Eksekutif Trump Menghentikan Pemberlakuan Larangan TikTok Selama 75 Hari

Kontroversi TikTok yang sedang berlangsung mengambil arah baru ketika Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif segera setelah menjabat, yang sementara menunda pemberlakuan undang-undang larangan TikTok bipartisan yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Perkembangan ini terjadi pada saat platform media sosial populer tersebut menghadapi tantangan regulasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amerika Serikat.

Kronologi Utama:

  • 19 Januari 2025: Hukum pelarangan TikTok mulai berlaku
  • 20 Januari 2025: Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pemberlakuan
  • Durasi penundaan: 75 hari
  • Potensi denda: Hingga USD 850 miliar

Detail dan Implikasi Perintah Eksekutif

Perintah eksekutif yang baru ditandatangani mengarahkan Departemen Kehakiman untuk menghentikan pemberlakuan larangan TikTok selama 75 hari, memberikan administrasi Trump waktu untuk mengevaluasi dan menentukan langkah yang tepat ke depan. Perintah tersebut secara khusus menginstruksikan Jaksa Agung untuk mengeluarkan surat kepada penyedia layanan yang mengkonfirmasi bahwa tidak ada pelanggaran yang terjadi, secara efektif melindungi mereka dari konsekuensi hukum langsung.

Status Operasi TikTok Saat Ini

TikTok sempat offline dan dihapus dari toko aplikasi utama termasuk Apple dan Google Play. Meskipun layanan telah dipulihkan, aplikasi tetap tidak tersedia untuk unduhan baru. Platform ini saat ini melayani sekitar 170 juta warga Amerika dan mendukung lebih dari 7 juta bisnis kecil, menunjukkan dampak ekonominya yang signifikan.

Statistik Penggunaan TikTok:

  • Pengguna aktif AS: 170 juta
  • Usaha kecil yang didukung: 7 juta

Ketidakpastian dan Tantangan Hukum

Efektivitas perintah eksekutif masih dipertanyakan, karena mencoba mengesampingkan undang-undang bipartisan yang tidak hanya disahkan oleh Kongres dan ditandatangani oleh mantan Presiden Biden tetapi juga dipertahankan oleh Mahkamah Agung. Penyedia layanan menghadapi potensi denda hingga 850 miliar dolar Amerika untuk pelanggaran, dan pemerintah mempertahankan hak untuk menindak pelanggaran hingga lima tahun setelah terjadi.

Solusi Usaha Patungan yang Diusulkan

Trump telah mengusulkan solusi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melibatkan 50 persen kepemilikan saham untuk pemerintah AS melalui usaha patungan dengan perusahaan swasta. Meskipun detailnya masih belum jelas, proposal ini merupakan perubahan signifikan dari pendekatan tradisional terhadap regulasi teknologi asing. Administrasi menyarankan bahwa ini bisa membuat TikTok bernilai ratusan miliar dolar—mungkin triliunan.

Implikasi Internasional

Situasi ini memiliki implikasi yang lebih luas bagi hubungan AS-China, dengan Trump mengindikasikan kemungkinan tarif pembalasan terhadap China jika pemerintah China menolak untuk bernegosiasi menyelesaikan masalah keamanan nasional seputar TikTok. Kebuntuan ini mewakili titik kritis dalam ketegangan teknologi dan ekonomi yang sedang berlangsung antara dua kekuatan global tersebut.