Model Y Tesla Hadapi Tantangan Pengiriman Meski Saham Menguat

BigGo Editorial Team
Model Y Tesla Hadapi Tantangan Pengiriman Meski Saham Menguat

Perjalanan Tesla di tahun 2025 telah menjadi roller coaster tantangan dan peluang, dengan Model Y sebagai pusat perhatian. Meskipun saham Tesla baru-baru ini melonjak, perusahaan menghadapi hambatan signifikan dalam pengiriman kendaraan, terutama dengan Model Y yang baru saja diperbarui.

Proyeksi Pengiriman Menimbulkan Kekhawatiran

Sentimen pasar menunjukkan Tesla mungkin mengalami penurunan substansial dalam pengiriman untuk kuartal saat ini. Menurut taruhan di platform Kalshi, Tesla diperkirakan hanya akan mengirimkan 355.000 kendaraan listrik pada Q2 2025, yang berpotensi menurun 20% dibandingkan tahun sebelumnya dari 443.956 unit yang dikirimkan pada Q2 2024. Proyeksi ini muncul setelah Tesla mengirimkan 336.681 unit pada Q1 2025, dengan produksi mencapai 362.615 unit. CEO Elon Musk sebelumnya mengatakan bahwa perlambatan momentum penjualan disebabkan oleh penyesuaian pabrik untuk Model Y baru.

Kinerja Tesla Q1 2025:

  • Pengiriman: 336.681 unit
  • Produksi: 362.615 unit

Proyeksi Q2 2025:

  • Perkiraan pengiriman: 355.000 unit
  • Perubahan tahun-ke-tahun: -20% (dibandingkan dengan 443.956 unit di Q2 2024)

Kinerja Saham Terkini:

  • Kenaikan 5 hari: ~20%
  • Kenaikan 30 hari: ~32%
  • Rasio P/E saat ini: 170x konsensus pendapatan 2025

Strategi Promosi untuk Mendorong Penjualan

Merespons permintaan yang lesu, Tesla telah menerapkan strategi promosi agresif untuk Model Y. Perusahaan kini menawarkan opsi pembiayaan dengan bunga nol persen untuk mendorong penjualan model yang baru diperbarui. Insentif ini, ditambah dengan waktu tunggu pengiriman yang tidak biasa pendeknya, menunjukkan bahwa permintaan mungkin tidak memenuhi ekspektasi meskipun kendaraan telah diperbaharui. Situasi tampak sangat menantang di pasar Eropa, di mana penjualan di Jerman dilaporkan menurun lebih dari 60%, menurut data Reuters.

Kinerja Saham Menentang Kekhawatiran Pengiriman

Meskipun menghadapi tantangan pengiriman, saham Tesla telah melonjak sekitar 20% selama lima hari perdagangan terakhir dan naik sekitar 32% selama sebulan terakhir. Penguatan ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk fokus Elon Musk yang diperbaharui pada operasi Tesla dan meredanya ketegangan perdagangan AS-China. Setelah menghabiskan waktu yang signifikan untuk perannya di Department of Government Efficiency (DOGE), Musk telah mengindikasikan bahwa ia akan mengurangi waktunya menjadi hanya satu hingga dua hari per minggu untuk proyek pemerintah sambil mendedikasikan lebih banyak waktu untuk Tesla.

Perbaikan Hubungan Dagang

Mencairnya ketegangan perdagangan AS-China telah memberikan latar belakang positif bagi operasi Tesla. Tarif AS untuk barang-barang China telah dikurangi menjadi 30% untuk periode 90 hari, sementara tarif China untuk barang-barang AS telah menurun dari 125% menjadi 10%. Meskipun Tesla memproduksi sebagian besar kendaraan yang dijual di China di pabriknya di Shanghai, tarif yang lebih rendah dapat mengurangi biaya komponen impor yang digunakan dalam operasi manufaktur AS dan meminimalkan risiko tindakan balasan di masa depan yang mempengaruhi operasinya di China.

Posisi Kompetitif di Tengah Tarif Otomotif

Tesla mungkin mendapat keuntungan dari tarif 25% pada kendaraan penumpang dan truk ringan impor yang telah berlaku sejak awal April 2025. Tidak seperti beberapa pesaing yang memproduksi kendaraan listrik di Meksiko, Tesla membangun semua kendaraan yang dijual di AS di pabrik-pabrik di California dan Texas, yang berpotensi memberikannya keunggulan harga saat dampak penuh dari tarif mulai terasa di pasar Amerika.

Strategi Pertumbuhan Masa Depan

Strategi Tesla untuk membalikkan penurunan penjualannya termasuk rencana untuk meluncurkan versi yang lebih terjangkau dari model-model yang ada, meskipun mungkin dengan fitur yang dikurangi dan berpotensi margin yang lebih rendah. Taruhan terbesar perusahaan tetap pada teknologi otonom, dengan rencana untuk meluncurkan Full Self-Driving (FSD) tanpa pengawasan pada Model Y di Austin, Texas pada Juni ini. Pada akhir 2025, Tesla berniat untuk memperluas layanan ini ke beberapa kota di AS dan mulai mengoperasikan antara 10 hingga 20 robotaxi di Austin.

Kekhawatiran Valuasi

Meskipun saham baru-baru ini menguat, valuasi Tesla tetap menjadi kekhawatiran bagi beberapa investor. Saham diperdagangkan sekitar 170 kali lipat konsensus pendapatan 2025, premium yang mungkin sulit dibenarkan mengingat tantangan saat ini dalam permintaan kendaraan. Perusahaan menghadapi persaingan yang meningkat di pasar kendaraan listrik, terutama dari produsen China yang semakin maju secara internasional, sambil juga menghadapi masalah terkait citra merek dan nilai jual kembali yang menurun di pasar AS.