Intel, yang dulunya merupakan kekuatan dominan dalam industri semikonduktor, kini menghadapi salah satu periode paling menantang dalam sejarah 56 tahunnya. Raksasa chip ini secara aktif mencari saran dari bankir investasi saat mereka bergulat dengan masalah keuangan dan mengeksplorasi langkah-langkah drastis untuk membalikkan nasibnya.
Setelah laporan pendapatan yang mengecewakan yang membuat sahamnya anjlok ke level terendah dalam satu dekade, Intel dilaporkan sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk mengatasi model bisnisnya yang goyah. Opsi-opsi ini meliputi:
-
Memisahkan perusahaan: Intel sedang mempertimbangkan untuk memisahkan divisi desain produk dan manufakturnya, sebuah langkah yang akan menandai perubahan signifikan dari visi CEO Pat Gelsinger tentang strategi IDM 2.0 yang terintegrasi.
-
Memangkas pengeluaran modal: Perusahaan ini berencana untuk mengurangi pengeluaran, dengan para analis memperkirakan pemotongan substansial selama 12 bulan ke depan.
-
Membatalkan proyek pabrik: Meskipun baru-baru ini mendapatkan pendanaan pemerintah dari CHIPS Act, Intel mungkin akan menghentikan atau mengurangi beberapa rencana ekspansi manufakturnya.
-
Mengeksplorasi peluang M&A: Pembuat chip ini juga sedang mempertimbangkan potensi merger atau akuisisi untuk memperkuat posisinya di pasar.
Penasihat keuangan Intel, Morgan Stanley dan Goldman Sachs, sedang mengerjakan proposal-proposal ini, yang diharapkan akan dipresentasikan kepada dewan perusahaan pada bulan September. Namun, sumber-sumber menunjukkan bahwa diskusi masih dalam tahap awal.
Urgensi untuk bertindak sangat jelas:
- Intel melaporkan kerugian bersih sebesar $1,61 miliar pada kuartal terakhir
- Saham perusahaan telah turun hampir 55% sejak awal tahun
- Intel telah tergeser dari 10 besar pembuat chip terbesar berdasarkan nilai pasar
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Intel telah mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 15% dari tenaga kerjanya dan menghentikan pembagian dividen. Namun, langkah-langkah ini mungkin tidak cukup untuk menenangkan pemegang saham atau membalikkan nasib perusahaan yang menurun.
Potensi pemisahan divisi desain dan manufaktur Intel akan sangat signifikan, karena hal ini akan melemahkan rencana ambisius Gelsinger untuk bersaing dengan TSMC dalam bisnis foundry. Pergeseran strategi ini, ditambah dengan kepergian baru-baru ini dari anggota dewan kunci Lip-Bu Tan, menunjukkan bahwa jalan Intel menuju pemulihan mungkin akan lebih panjang dan lebih sulit dari yang diperkirakan sebelumnya.
Seiring dengan lanskap semikonduktor yang terus berkembang pesat, dengan pesaing seperti Nvidia yang semakin maju, Intel menghadapi tekanan yang semakin besar untuk beradaptasi dan berinovasi. Bulan-bulan mendatang akan sangat penting dalam menentukan apakah pembuat chip yang dulunya dominan ini dapat memperoleh kembali pijakannya di pasar yang semakin kompetitif.
Intel bergulat dengan tantangan finansial saat mempertimbangkan opsi restrukturisasi termasuk pemisahan divisi-divisinya |