Dunia teknologi terguncang ketika Nvidia, kekuatan dominan dalam pembuatan chip AI, menghadapi pukulan ganda berupa penurunan saham besar-besaran dan penyelidikan antitrust yang semakin meningkat. Peristiwa ini telah menimbulkan guncangan di industri dan memunculkan pertanyaan tentang masa depan persaingan chip AI.
Penurunan Saham Historis Menghapus Miliaran dari Nilai Nvidia
Nvidia mengalami penurunan kapitalisasi pasar sebesar $279 miliar pada hari Selasa, melampaui bahkan penurunan Meta sebesar $251 miliar pada Februari 2022. Hal ini mengakibatkan pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang, kehilangan perkiraan $9,8 miliar kekayaan pribadi dalam satu hari.
Penjualan saham tidak terisolasi hanya pada Nvidia, karena raksasa teknologi lainnya seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos juga melihat miliaran dolar terhapus dari kekayaan bersih mereka. Namun, kerugian Huang sangat signifikan, mendorongnya keluar dari klub centibillionaire.
Penyelidikan Antitrust Meningkat
Menambah masalah Nvidia, Bloomberg melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS telah meningkatkan penyelidikan terhadap kemungkinan perilaku antitrust oleh perusahaan tersebut. Sumber-sumber menyarankan bahwa Nvidia mungkin mempersulit pelanggan untuk beralih ke pemasok lain dan menghukum pembeli yang tidak secara eksklusif menggunakan chip AI-nya.
Saat ini Nvidia mengendalikan sekitar 90% pasar chip AI, dengan GPU-nya menjadi pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan kecerdasan buatan umum, seperti OpenAI dan xAI milik Elon Musk.
Implikasi bagi Industri AI
Perkembangan ini dapat memiliki konsekuensi luas bagi industri AI:
-
Persaingan: Jika terbukti bersalah atas praktik antitrust, Nvidia mungkin dipaksa untuk mengubah praktik bisnisnya, berpotensi membuka peluang bagi pembuat chip lain di ruang AI.
-
Inovasi: Peningkatan persaingan dapat menyebabkan kemajuan yang lebih cepat dalam teknologi chip AI.
-
Harga: Pasar yang lebih kompetitif mungkin menghasilkan harga yang lebih rendah untuk chip AI, menguntungkan perusahaan kecil dan peneliti.
Kekhawatiran Investor dan Sentimen Pasar
Penurunan saham dan penyelidikan antitrust terjadi di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang siklus hype AI. Penelitian terbaru telah meragukan apakah pendapatan AI akan mengejar investasi modal dalam waktu dekat.
Kepala riset global BlackRock, Jean Boivin, memperingatkan bahwa akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, bukan triwulan, bagi perusahaan teknologi besar untuk melihat pengembalian investasi AI mereka. Demikian pula, JPMorgan mengutip prediksi ekonom MIT Daron Acemoglu bahwa keuntungan produktivitas dari AI bisa serendah 0,06% per tahun.
Sementara dunia teknologi mengawasi perkembangan ini, bulan-bulan mendatang akan sangat penting dalam menentukan apakah Nvidia dapat mempertahankan dominasinya di pasar chip AI atau apakah kita berada di ambang pergeseran besar dalam lanskap industri.