Intel Corporation telah menemukan pemimpin barunya tiga bulan setelah kepergian mendadak mantan CEO Patrick Gelsinger. Raksasa semikonduktor ini beralih kepada veteran industri Lip-Bu Tan untuk menavigasi salah satu periode paling menantang dalam sejarah perusahaan saat berjuang untuk mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya di pasar chip global.
Detail Transisi Kepemimpinan
Lip-Bu Tan akan secara resmi menjabat sebagai CEO Intel pada 18 Maret, menggantikan co-CEO sementara David Zinsner dan Michelle Johnston Holthaus. Baik Zinsner maupun Johnston Holthaus akan kembali ke peran mereka sebelumnya, dengan Zinsner melanjutkan sebagai Chief Financial Officer dan Johnston Holthaus menjabat sebagai CEO divisi produk Intel. Tan bukanlah orang asing bagi Intel, sebelumnya ia pernah menjabat di dewan direksi perusahaan dari 2022 hingga 2024, membawa pengetahuan internal yang berharga ke posisi barunya.
Perubahan Kepemimpinan Kunci Intel:
- CEO Baru: Lip-Bu Tan (efektif mulai 18 Maret 2025)
- Mantan CEO: Patrick Gelsinger (mengundurkan diri pada 2024)
- Co-CEO sementara: David Zinsner (CFO) dan Michelle Johnston Holthaus
- Tan sebelumnya menjabat di dewan direksi Intel dari 2022 hingga 2024
Latar Belakang dan Pengalaman
Tan membawa pengalaman industri semikonduktor yang luas ke Intel, terutama dari masa jabatannya sebagai CEO Cadence Design Systems dari 2009 hingga 2021. Selama kepemimpinannya di Cadence, sebuah perusahaan yang menyediakan perangkat lunak otomasi desain elektronik yang penting untuk desain chip, Tan dilaporkan lebih dari menggandakan pendapatan perusahaan. Latar belakangnya menggabungkan keahlian teknis dengan kecakapan finansial, setelah bekerja di perusahaan investasi dan modal ventura sebelum memasuki industri semikonduktor pada 2004 ketika ia bergabung dengan dewan Cadence. Tan juga lulusan MIT, menambahkan kredensial akademis pada resume mengesankannya.
Latar Belakang Lip-Bu Tan:
- Mantan CEO dari Cadence Design Systems (2009-2021)
- Berhasil melipatgandakan pendapatan Cadence lebih dari dua kali lipat selama masa jabatannya
- Lulusan MIT
- Memiliki pengalaman di bidang keuangan melalui perusahaan investasi dan modal ventura
- Bergabung dengan industri semikonduktor pada tahun 2004
Respons Pasar
Reaksi awal pasar terhadap penunjukan Tan sangat positif. Saham Intel melonjak sekitar 12% dalam perdagangan setelah pasar tutup setelah pengumuman, menunjukkan investor memandang perubahan kepemimpinan sebagai katalis potensial untuk pemulihan perusahaan. Respons positif ini muncul setelah periode sulit bagi saham Intel, yang telah kehilangan 59,6% nilainya pada 2024 dan memaksa perusahaan untuk menangguhkan dividennya. Sebelum pengumuman, saham Intel telah mendapatkan kenaikan moderat sebesar 2% sejak awal tahun 2025.
Respons Pasar:
- Lonjakan harga saham 12% dalam perdagangan setelah pasar tutup setelah pengumuman CEO baru
- Saham Intel kehilangan 59,6% nilainya pada tahun 2024
- Dividen ditangguhkan pada tahun 2024
- Kenaikan 2% sejak awal tahun hingga saat ini pada 2025 sebelum pengumuman
Tantangan Strategis ke Depan
Tan mewarisi perusahaan yang menghadapi berbagai tantangan strategis. Intel telah kehilangan posisi signifikan dari para pesaing di berbagai bidang: TSMC dari Taiwan telah mengambil alih posisinya sebagai produsen chip terkemuka dunia, dan perusahaan telah berjuang untuk bersaing dengan NVIDIA di pasar AI yang berkembang pesat. CEO baru ini perlu memutuskan apakah akan melanjutkan strategi Gelsinger yang berinvestasi besar dalam kemampuan manufaktur, termasuk proses manufaktur 18A yang canggih, atau beralih ke pendekatan alternatif.
Potensi Pergeseran Strategis
Latar belakang keuangan Tan mungkin terbukti sangat berharga jika Intel memutuskan untuk merestrukturisasi bisnisnya. Ada spekulasi tentang kemungkinan memisahkan Intel menjadi bisnis manufaktur dan produk terpisah, atau bahkan perubahan lebih dramatis yang melibatkan kemitraan dengan pemain industri lain. Dalam pernyataan tertulis, Tan menekankan melihat peluang signifikan untuk membuat ulang bisnis kami dengan cara yang lebih baik melayani pelanggan dan menciptakan nilai bagi pemegang saham, menunjukkan keterbukaan terhadap penyelarasan strategis.
Konteks Politik
Masa depan Intel terungkap di tengah meningkatnya minat politik dalam manufaktur semikonduktor domestik. Administrasi Trump telah mengungkapkan minat yang besar dalam merevitalisasi kemampuan manufaktur chip AS, dengan Wakil Presiden JD Vance secara khusus menyebutkan tujuan untuk memastikan chip AI canggih diproduksi di Amerika. Perhatian politik ini telah memicu berbagai rumor, termasuk potensi kemitraan antara Intel dan TSMC atau bahkan akuisisi bisnis foundry Intel oleh produsen Taiwan tersebut.
Melihat ke Depan
Saat Tan bersiap untuk mengambil kendali di Intel, industri akan mengamati dengan cermat untuk melihat arah apa yang dia pilih untuk raksasa chip yang sedang berjuang ini. Keahlian gandanya dalam teknologi semikonduktor dan keuangan menempatkannya secara unik untuk mengevaluasi tantangan kompleks Intel. Apakah dia melanjutkan strategi Gelsinger yang berfokus pada manufaktur, mengejar restrukturisasi yang lebih radikal, atau menetapkan arah yang sama sekali baru kemungkinan akan menentukan posisi Intel dalam lanskap semikonduktor global untuk tahun-tahun mendatang.