New Mexico Menggugat Snapchat Atas Kekhawatiran Keamanan Anak

BigGo Editorial Team
New Mexico Menggugat Snapchat Atas Kekhawatiran Keamanan Anak

Snapchat, aplikasi berbagi foto populer yang dikenal dengan pesan-pesan yang menghilang, sedang menghadapi masalah hukum atas tuduhan bahwa desainnya memudahkan predator untuk menargetkan anak-anak. Jaksa Agung New Mexico telah mengajukan gugatan terhadap Snap Inc., perusahaan induk aplikasi tersebut, dengan tuduhan menciptakan lingkungan yang rawan eksploitasi dan pelecehan anak.

Gugatan yang diajukan oleh Jaksa Agung Raúl Torrez, menuduh fitur-fitur utama Snapchat, termasuk:

  • Pesan yang menghilang yang memberikan pengguna rasa aman yang palsu
  • Fitur Quick Add yang memungkinkan orang asing dengan mudah mengirim pesan kepada anak di bawah umur
  • Algoritma yang mungkin menghubungkan predator dengan calon korban

Elemen-elemen desain ini, menurut gugatan tersebut, telah menjadikan Snapchat platform pilihan bagi para kriminal yang terlibat dalam skema pemerasan seksual dan berbagi materi pelecehan seksual anak (CSAM).

Poin-poin utama dari investigasi:

  1. Sebuah operasi penyamaran menciptakan akun umpan yang berpura-pura sebagai gadis berusia 14 tahun
  2. Akun umpan tersebut menerima pesan dari profil-profil dengan nama seperti child.rape dan pedo_lover10
  3. Lebih dari 10.000 catatan terkait Snapchat dan CSAM ditemukan di dark web pada tahun 2023
  4. Snapchat diidentifikasi sebagai sumber terbesar gambar dan video CSAM di antara situs-situs dark web yang diselidiki

Gugatan ini bertujuan untuk:

  • Memaksa Snap untuk mengubah praktik-praktik yang diduga ilegal
  • Menjatuhkan sanksi finansial kepada perusahaan
  • Mengharuskan Snap untuk menyerahkan keuntungan yang dianggap diperoleh secara tidak adil

Tindakan hukum ini menyusul gugatan serupa yang diajukan terhadap Meta (perusahaan induk Facebook) oleh kantor Jaksa Agung New Mexico. Kedua kasus tersebut berfokus pada desain produk daripada konten yang dibuat pengguna, yang berpotensi menghindari perlindungan yang ditawarkan oleh Bagian 230 dari Undang-Undang Kesopanan Komunikasi.

Snap sebelumnya mengklaim telah berinvestasi besar dalam langkah-langkah kepercayaan dan keamanan, dengan CEO Evan Spiegel menyatakan bahwa perusahaan telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk upaya-upaya ini. Namun, investigasi New Mexico menunjukkan bahwa perlindungan ini mungkin tidak memadai.

Kasus ini menyoroti tantangan berkelanjutan yang dihadapi perusahaan teknologi dalam menyeimbangkan privasi pengguna, inovasi, dan keamanan anak. Seiring dengan evolusi platform media sosial, tanggung jawab hukum dan etika perusahaan-perusahaan ini tetap menjadi topik yang hangat diperdebatkan.