Dalam kemunduran hukum yang signifikan, raksasa teknologi Samsung telah diperintahkan untuk membayar $192 juta karena melanggar paten pengisian daya nirkabel milik Mojo Mobility. Putusan ini, yang dijatuhkan oleh Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Texas, menandai momen penting dalam pertarungan berkelanjutan atas kekayaan intelektual di sektor teknologi seluler.
Kasus ini, yang dimulai pada tahun 2022, berpusat pada lima paten terkait teknologi pengisian daya nirkabel. Mojo Mobility, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam solusi pengisian daya nirkabel, menuduh bahwa Samsung telah menggunakan pengembangan berpatent mereka tanpa izin sejak 2016. Pelanggaran tersebut dilaporkan meliputi berbagai produk Samsung, termasuk smartphone Galaxy, smartwatch, dan earbuds.
Poin-poin utama kasus ini meliputi:
-
Negosiasi yang Gagal: Pada tahun 2013, Mojo Mobility dan Samsung terlibat dalam pembicaraan lisensi, dengan perwakilan Mojo, termasuk penemu Afshin Partovi, melakukan beberapa kali perjalanan ke markas besar Samsung di Korea Selatan. Namun, negosiasi ini akhirnya gagal.
-
Pelanggaran yang Disengaja: Meskipun upaya lisensi gagal, Samsung tetap menerapkan teknologi pengisian daya nirkabel di seluruh lini produknya tanpa mengamankan perjanjian lisensi yang tepat.
-
Pertarungan Hukum: Persidangan awal pada Januari menghasilkan putusan $67,5 juta terhadap Samsung, ditambah royalti $1,50 per perangkat yang melanggar. Namun, kebingungan mengenai royalti berjalan versus royalti lump-sum menyebabkan persidangan ulang.
-
Tantangan Keabsahan Paten: Pada tahun 2023, Samsung berupaya membatalkan lima paten yang dipermasalahkan tetapi sebagian besar tidak berhasil. Dewan Pengadilan dan Banding Paten (PTAB) menolak 15 dari 18 petisi tinjauan inter partes (IPR) yang diajukan oleh Samsung.
-
Potensi Denda Tiga Kali Lipat: Karena ditemukan adanya pelanggaran yang disengaja, hakim berpotensi melipatgandakan denda hingga tiga kali lipat, secara signifikan meningkatkan kewajiban finansial Samsung.
Putusan ini menempatkan Samsung dalam posisi yang sulit. Perusahaan kini harus memutuskan apakah akan membayar denda yang substansial atau berisiko kehilangan kemampuan pengisian daya nirkabel di banyak perangkat populernya. Keputusan ini juga menyoroti lanskap paten teknologi yang semakin kompleks dan taruhan tinggi yang terlibat dalam penegakannya.
Perlu dicatat bahwa ini bukan satu-satunya tantangan hukum terbaru Samsung di Distrik Timur Texas. Pada bulan April, perusahaan ini dikenai putusan $142 juta dalam kasus pelanggaran paten 5G terpisah.
Seiring industri teknologi terus berkembang pesat, kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya lisensi yang tepat dan potensi konsekuensi dari pelanggaran paten. Hal ini juga menggarisbawahi ketegangan yang berkelanjutan antara inovasi dan hak kekayaan intelektual di dunia elektronik konsumen yang sangat kompetitif.