Seiring kecerdasan buatan terus merevolusi berbagai industri, kekhawatiran tentang dampak lingkungannya semakin meningkat. Penelitian terbaru telah menyoroti aspek yang mengejutkan dari konsumsi sumber daya AI: penggunaan air.
Menurut sebuah studi oleh University of California, Riverside, bekerja sama dengan Washington Post, ChatGPT milik OpenAI mengkonsumsi sekitar 519 mililiter air—kira-kira setara dengan satu botol air standar—untuk menghasilkan email 100 kata. Temuan ini telah memicu diskusi tentang keberlanjutan teknologi AI dan konsekuensi lingkungan jangka panjangnya.
Temuan utama dari penelitian ini meliputi:
- Jika 10% penduduk AS (sekitar 16 juta orang) menggunakan ChatGPT untuk menulis satu email per minggu, itu akan mengkonsumsi lebih dari 435 juta liter air per tahun.
- Penggunaan air terutama disebabkan oleh sistem pendingin di pusat data yang menampung server AI.
- Microsoft, investor utama di OpenAI, melaporkan peningkatan 34% dalam konsumsi air global antara 2021 dan 2022, dengan sebagian besar kemungkinan disebabkan oleh operasi AI.
- Google juga mengalami kenaikan 20% dalam penggunaan air selama periode yang sama.
Dampak lingkungan dari AI melampaui konsumsi air. Penggunaan energi oleh pusat data global diproyeksikan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2026, mencapai tingkat yang melampaui total konsumsi energi beberapa negara besar.
Para ahli menyerukan perhatian lebih besar terhadap tuntutan sumber daya AI:
- Shaolei Ren, profesor teknik di UC Riverside, menggambarkan peningkatan penggunaan air AI sebagai hal yang sangat mengkhawatirkan.
- Chris Gladwin, seorang CEO teknologi, menunjukkan ironi penggunaan AI untuk mengatasi tantangan global sambil secara bersamaan berkontribusi pada masalah lingkungan.
- Holly Alpine, mantan eksekutif Microsoft, mengundurkan diri karena kekhawatiran tentang praktik pengembangan AI perusahaan dan implikasi ekologisnya.
Seiring AI terus berkembang, industri teknologi menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengatasi masalah lingkungan ini. Solusi potensial mungkin termasuk:
- Mengembangkan model AI yang lebih hemat energi
- Menerapkan teknologi pendingin berkelanjutan di pusat data
- Memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk operasi AI
- Mendorong praktik penggunaan dan pengembangan AI yang bertanggung jawab
Kesadaran yang berkembang tentang jejak lingkungan AI kemungkinan akan membentuk regulasi dan standar industri di masa depan, karena para pemangku kepentingan berusaha menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan tanggung jawab ekologis.