Masa depan Android, sistem operasi mobile dominan milik Google, berada dalam ketidakpastian saat raksasa teknologi ini menghadapi tekanan antitrust yang semakin besar dari berbagai pihak. Perkembangan terbaru dalam pertempuran hukum yang sedang berlangsung telah menimbulkan pertanyaan serius tentang kelangsungan hidup jangka panjang Android jika dipisahkan dari Google.
Dalam kasus antitrust yang bersejarah, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) telah mengusulkan untuk memisahkan Android dan Chrome dari Google sebagai solusi potensial atas dugaan praktik monopolistik perusahaan. Hal ini terjadi setelah hakim federal memutuskan pada Agustus 2024 bahwa Google telah menyalahgunakan kekuatan monopolinya di pasar mesin pencari.
Proposal DOJ, jika diterapkan, dapat memiliki konsekuensi luas bagi ekosistem Android. Para ahli industri memperingatkan bahwa Android mungkin akan kesulitan bertahan tanpa dukungan finansial dan keahlian teknis Google. Tidak seperti iOS milik Apple, Android adalah proyek open-source yang dikelola dan dikembangkan Google dengan biaya yang signifikan, tanpa pengembalian moneter langsung.
Google berpendapat bahwa memaksanya untuk melepaskan Android akan mengubah model bisnis mereka, meningkatkan biaya perangkat, dan melemahkan posisi Android dan Google Play dalam persaingan ketat mereka dengan iPhone dan App Store milik Apple. Perusahaan ini menegaskan bahwa langkah tersebut dapat merugikan pilihan konsumen dan inovasi di ruang mobile.
Menambah masalah Google, kasus antitrust terpisah yang diajukan oleh Epic Games telah menghasilkan putusan yang dapat mengubah secara drastis distribusi aplikasi di Android. Pengadilan telah memerintahkan Google untuk mengizinkan toko aplikasi alternatif, seperti Epic Games Store, untuk didistribusikan melalui Play Store mulai 1 November 2024, sambil menunggu proses banding.
Sementara tantangan hukum ini berlangsung, Google terus mengembangkan fitur-fitur baru untuk Android, dengan bocoran yang menunjukkan bahwa Android 16 akan memperkenalkan Mode Prioritas yang dapat disesuaikan untuk notifikasi dan fungsi gelembung yang diperluas untuk multitasking. Namun, nasib jangka panjang dari inovasi-inovasi ini tetap tidak pasti karena proses antitrust melemparkan bayangan atas masa depan Android.
Industri teknologi dan konsumen sama-sama mengamati dengan seksama perkembangan kasus-kasus ini, menyadari bahwa hasilnya dapat membentuk kembali lanskap mobile untuk tahun-tahun mendatang. Sementara Google berjuang untuk mempertahankan ekosistem terintegrasi mereka, regulator dan pesaing mendorong pasar yang lebih terbuka dan kompetitif. Dampak akhir pada pengguna Android dan pasar smartphone yang lebih luas masih harus dilihat.
Aktivis menuntut Google untuk menegakkan praktik etis di tengah tantangan antimonopoli |