Laporan Kesenjangan Emisi PBB terbaru telah memicu diskusi tentang proyeksi pemanasan global, namun angka utama pemanasan 3,1°C memerlukan konteks dan analisis yang cermat untuk memahami implikasi sebenarnya.
Memahami Angka-Angka
Proyeksi terbaru PBB tidak sesederhana yang terlihat pada pandangan pertama. Meskipun angka utama pemanasan 3,1°C pada akhir abad ini berdasarkan kebijakan saat ini terdengar mengkhawatirkan, laporan tersebut sebenarnya menyajikan berbagai skenario yang mungkin terjadi:
- Skenario Kebijakan Saat Ini : 1,9-3,8°C (dengan median 3,1°C)
- ** Skenario Tindakan yang Dijanjikan** : 2,6-2,8°C
- ** Skenario Janji Net Zero** : Potensi batas hingga 1,9°C
Faktor-Faktor Kontribusi Baru
Beberapa tren yang muncul memperumit upaya pengurangan emisi:
- ** Pemulihan Penerbangan** : Peningkatan 19,5% dalam emisi penerbangan pada 2023
- ** Siklus Umpan Balik Iklim** : Suhu yang meningkat mendorong peningkatan kebutuhan pendinginan
- ** Tantangan Transisi Energi** : Peningkatan adopsi kendaraan listrik dan pemasangan pompa panas ironisnya meningkatkan permintaan listrik, yang sering dipenuhi oleh bahan bakar fosil
- ** Gangguan Pembangkit Listrik Tenaga Air** : Dampak perubahan iklim mengurangi kapasitas pembangkit listrik tenaga air, menyebabkan peningkatan penggunaan batu bara
Timeline Kritis
Waktu peluncuran laporan ini sangat penting, beberapa minggu menjelang COP29 di Azerbaijan. Negara-negara diharapkan menyerahkan rencana pengurangan karbon baru pada musim semi 2025, yang mencakup periode hingga 2035. Rencana-rencana ini dianggap krusial, karena kegagalan untuk mengubah kurva emisi pada saat itu dapat mengunci skenario pemanasan yang lebih parah.
Di Balik Berita Utama
Meskipun proyeksi 3,1°C tetap relatif stabil sejak COP26, konsistensi ini tidak boleh diartikan sebagai kurangnya urgensi. Bahkan skenario paling optimis yaitu 1,9°C akan mewakili peningkatan signifikan dari pemanasan saat ini sebesar 1,1°C, yang sudah menyebabkan dampak iklim yang nyata di seluruh dunia.
Tantangannya bukan hanya terletak pada proyeksi itu sendiri, tetapi dalam menjembatani kesenjangan antara janji negara-negara dan implementasi nyata dari langkah-langkah pengurangan emisi.