Ambisi luar angkasa Boeing menghadapi tantangan besar ketika raksasa dirgantara ini bergulat dengan kerugian finansial yang terus membengkak dan mempertimbangkan untuk melepas divisi luar angkasanya yang bersejarah, menandai kemungkinan berakhirnya warisan puluhan tahun dalam eksplorasi ruang angkasa.
Gejolak Keuangan dan Kerugian yang Terus Bertambah
Program pesawat ruang angkasa Starliner yang bermasalah mengalami kemunduran signifikan lainnya, dengan Boeing mencatat kerugian tambahan sebesar $250 juta pada kuartal ketiga 2023. Ini menyusul kerugian sebelumnya sebesar $125 juta di kuartal kedua, membawa total kerugian terkini menjadi $375 juta untuk program tersebut.
Tantangan Teknis yang Menghantui Starliner
Pesawat ruang angkasa ini mengalami berbagai masalah:
- Malfungsi pendorong saat penambatan
- Cacat desain pada tali parasut
- Berbagai penundaan akibat kebocoran
- Kesalahan komputer
- Masalah katup
Misi Uji Terbang Awak (CFT) Juni 2023, meskipun berhasil diluncurkan, mengalami komplikasi yang menyebabkan perpanjangan waktu di luar angkasa. Misi yang awalnya direncanakan selama dua minggu, diperpanjang menjadi dua bulan saat para insinyur melakukan pengujian ekstensif sebelum akhirnya memutuskan untuk mengembalikan pesawat ruang angkasa tanpa awak.
Kemungkinan Penjualan ke Blue Origin
Dalam perkembangan mengejutkan, Boeing dilaporkan telah terlibat dalam diskusi awal dengan Blue Origin milik Jeff Bezos tentang pengalihan beberapa program NASA. Pertimbangan ini mencakup:
- Program taksi luar angkasa Starliner
- Operasi Stasiun Luar Angkasa Internasional
- Tidak termasuk program roket Space Launch System
Dampak pada Program Awak Komersial NASA
NASA tetap berkomitmen untuk memiliki dua opsi transportasi awak berbasis AS, dengan SpaceX saat ini menjadi penyedia utama. Badan antariksa ini menargetkan penerbangan operasional Starliner pada tahun 2025, meskipun jadwal ini masih belum pasti menunggu sertifikasi sistem.
Prospek Masa Depan
Di bawah kepemimpinan CEO baru Kelly Ortberg, Boeing sedang mengevaluasi ulang bisnis non-intinya, menunjukkan kemungkinan restrukturisasi divisi luar angkasanya. Pergeseran strategis ini bisa menandai berakhirnya warisan luar angkasa Boeing yang cemerlang, yang mencakup kontribusi untuk program Apollo dan Space Shuttle.
Perusahaan menghadapi titik keputusan kritis saat menyeimbangkan kehadiran historisnya di luar angkasa dengan tekanan finansial yang meningkat dan tantangan operasional. Hasilnya dapat secara signifikan mengubah lanskap operasi luar angkasa komersial di Amerika Serikat.