Evolusi spesifikasi WebGPU telah memicu diskusi intens di komunitas, terutama seputar keterbatasan performa dan dukungan platform. Meskipun teknologi ini menjanjikan revolusi dalam grafis dan komputasi web, para pengembang masih bergulat dengan kendala saat ini dan menantikan fitur-fitur penting yang mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diimplementasikan.
Prioritas Pengembangan Saat Ini:
- Mencapai status rekomendasi kandidat W3C
- Mengimplementasikan mode kompatibilitas untuk dukungan perangkat yang lebih luas
- Integrasi WebXR
- Peningkatan interoperabilitas Canvas2D
- Pengembangan alat dan pustaka WGSL
Hambatan Bindless
Salah satu masalah yang paling mendesak di kalangan pengembang adalah tidak adanya dukungan tekstur bindless di WebGPU. Keterbatasan ini berdampak signifikan pada performa dengan memaksa perubahan state yang sering dan memberlakukan batasan tekstur yang ketat. Komunitas telah menyoroti bagaimana hal ini khususnya mempengaruhi teknik rendering modern dan pengembangan game. Meskipun ada solusi alternatif seperti texture atlasing, ini dianggap sebagai solusi lama yang tidak memenuhi kebutuhan industri saat ini. Roadmap Google menunjukkan dukungan bindless mungkin tidak akan hadir hingga Desember 2026, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengembang tentang kelayakan jangka panjang untuk aplikasi berperforma tinggi.
Bindless adalah fitur yang paling penting yang kami butuhkan di WebGPU. Hal-hal lain masih bisa diatasi dengan berbagai tingkat keberhasilan, tetapi kurangnya bindless membuat perubahan state kami sangat sering, yang sangat menurunkan performa karena mahalnya biaya perubahan state di WebGPU.
Fitur-fitur Penting WebGPU yang Akan Datang:
- Subgrup dan matriks subgrup untuk AI
- Buffer texel untuk penyimpanan data yang efisien
- Pemetaan buffer UMA untuk meningkatkan kinerja unggahan
- Dukungan bindless (ditargetkan untuk Desember 2026)
- Multi-draw Indirect untuk rendering berbasis GPU
- Atomik 64-bit untuk rasterisasi perangkat lunak
Dukungan Platform dan Profiling Performa
Dukungan Linux masih menjadi titik masalah yang signifikan, dengan banyak pengguna mempertanyakan kapan WebGPU akan tersedia tanpa memerlukan flag khusus. Kurangnya alat profiling yang komprehensif juga muncul sebagai masalah krusial. Meskipun query timestamp dasar tersedia, pengembang mencari kemampuan profiling yang lebih canggih untuk mengoptimalkan kode mereka secara efektif. Saat ini, pengembang harus mengandalkan alat-alat khusus vendor seperti NSight, RGP, atau PIX untuk analisis performa yang detail.
Aplikasi dan Kasus Penggunaan Dunia Nyata
Terlepas dari keterbatasannya saat ini, WebGPU menemukan aplikasi praktis di luar gaming. Google Maps menjadi contoh utama, berpotensi menjadi aplikasi WebGPU terbesar ketika beralih dari WebGL. Teknologi ini juga memungkinkan editor video berbasis browser, aplikasi AI, dan alat visualisasi data. Namun, komunitas masih terbagi mengenai apakah menjalankan aplikasi yang membutuhkan komputasi intensif di browser adalah pendekatan yang tepat, dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya dan keamanan.
Tantangan Ekosistem Pengembangan
Hubungan antara WebGPU dan berbagai framework pengembangan, khususnya dalam ekosistem Rust, telah mengungkapkan dinamika yang menarik. Sementara beberapa proyek seperti Bevy secara aktif mengadopsi WebGPU, yang lain menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan keterbatasannya. Pendekatan konservatif spesifikasi untuk mempertahankan kompatibilitas dengan perangkat mobile lama telah menimbulkan beberapa gesekan dengan pengembang yang menargetkan aplikasi berperforma tinggi.
Masa depan WebGPU tampak menjanjikan namun kompleks, dengan kebutuhan untuk menyeimbangkan kompatibilitas luas dengan fitur-fitur canggih yang semakin dituntut oleh pengembang. Seiring spesifikasi bergerak menuju status rekomendasi kandidat di W3C, fokus komunitas pada optimasi performa dan implementasi fitur kemungkinan akan membentuk evolusinya secara signifikan.
Sumber: What's next for WebGPU