Dalam lanskap kompetitif pengembangan AI, langkah ambisius Prancis dalam perlombaan model bahasa besar telah menghadapi kemunduran yang memalukan, menunjukkan tantangan yang dihadapi negara-negara dalam bersaing dengan para pemimpin AI yang sudah mapan.
Peluncuran yang Singkat
Chatbot AI Prancis yang didukung pemerintah, Lucie, yang dikembangkan oleh grup Linagora, diluncurkan pada 23 Januari 2025, sebagai bagian dari inisiatif investasi France 2030 Presiden Emmanuel Macron. Namun, chatbot tersebut segera ditarik dari penggunaan hanya dua hari kemudian, setelah serangkaian respons aneh yang mengungkapkan kelemahan signifikan dalam kemampuan penalarannya.
Jadwal Proyek:
- Tanggal Peluncuran: 23 Januari 2025
- Tanggal Penarikan: 25 Januari 2025
- Rencana KTT AI: 10-11 Februari 2025
Kegagalan yang Mencolok
Masalah kinerja AI ini segera terlihat ketika pengguna mulai menguji kemampuannya. Ketika ditanya tentang telur sapi, Lucie dengan yakin namun keliru mengklaim bahwa sapi bertelur dan telurnya dapat dimakan serta kaya protein dan nutrisi. Dalam matematika, ia gagal memecahkan perhitungan dasar, menyatakan bahwa 5×(3+2) sama dengan 17 alih-alih 25. Yang mungkin paling aneh, ia menyatakan bahwa akar kuadrat dari kambing adalah 1, menunjukkan masalah mendasar dalam penalaran logisnya.
Kesalahan yang Mencolok:
- Matematis: 5×(3+2) = 17 (jawaban benar: 25)
- Biologis: Menyatakan bahwa sapi bertelur
- Logis: Menyatakan "akar kuadrat dari kambing adalah 1"
Ambisi AI Prancis
Lucie dirancang untuk menantang dominasi model AI berbahasa Inggris, khususnya ChatGPT dari OpenAI. Proyek ini, yang didukung dana pemerintah sekitar 54 miliar euro, merepresentasikan tekad Prancis untuk memapankan dirinya di bidang AI. Desain chatbot ini terinspirasi dari Marianne, simbol nasional Prancis, dan karakter Scarlett Johansson dalam film Lucy, dengan mengenakan selendang biru, putih, dan merah yang melambangkan kedaulatan Prancis.
Detail Investasi:
- Total Anggaran Proyek: EUR 54 miliar (Bagian dari inisiatif France 2030)
Dampak dan Rencana Masa Depan
Linagora mengakui bahwa peluncuran tersebut terlalu dini, mengakui mereka terbawa oleh antusiasme. CEO perusahaan, Michel-Marie Maudet, telah mengumumkan rencana untuk memperbarui model dan melakukan pengujian beta internal yang menyeluruh sebelum peluncuran kembali ke publik. Insiden ini terjadi pada waktu yang sangat sensitif, ketika Presiden Macron bersiap untuk menjadi tuan rumah KTT Aksi AI di Paris pada 10-11 Februari 2025.
Implikasi yang Lebih Luas
Kemunduran ini menggarisbawahi kesenjangan signifikan antara pemimpin AI yang sudah mapan seperti Amerika Serikat dan China dengan negara-negara lain yang berusaha mengembangkan model AI yang kompetitif. Hal ini juga menyoroti kompleksitas dan tantangan dalam menciptakan model bahasa besar yang andal, bahkan dengan dukungan dan sumber daya pemerintah yang substansial.