Napster Diakuisisi Seharga 207 Juta Dolar, Siap Bertransformasi Menjadi Platform Musik Metaverse

BigGo Editorial Team
Napster Diakuisisi Seharga 207 Juta Dolar, Siap Bertransformasi Menjadi Platform Musik Metaverse

Layanan berbagi musik ikonik yang pernah mengguncang seluruh industri musik kini memulai transformasi baru. Napster, yang bermula sebagai platform berbagi file peer-to-peer kontroversial pada tahun 1999, telah diakuisisi oleh Infinite Reality seharga 207 juta dolar, menandai babak baru yang signifikan dalam sejarah panjang merek tersebut.

Dari Pelopor Pembajakan hingga Platform Musik Metaverse

Perjalanan Napster dari pelopor pembajakan musik digital menjadi layanan streaming yang sah telah melalui jalan yang berliku. Didirikan oleh Shawn Fanning dan Sean Parker pada 1999, Napster dengan cepat merevolusi cara orang mengonsumsi musik dengan memungkinkan pengguna berbagi file MP3 secara bebas tanpa izin hak cipta. Pada puncaknya, platform ini memiliki 80 juta pengguna—angka yang mengesankan untuk era internet awal. Namun, tantangan hukum dari Metallica dan Recording Industry Association of America menyebabkan Napster bangkrut pada 2002, memulai serangkaian perubahan kepemilikan yang berlangsung selama beberapa dekade.

  • Harga akuisisi: USD $207 juta
  • Pengakuisisi: Infinite Reality (perusahaan teknologi 3D)
  • Perpustakaan musik Napster: Lebih dari 110 juta lagu kualitas tinggi
  • Langganan Napster saat ini: Uji coba gratis 30 hari, kemudian USD $10,99 per bulan
  • Tahun pendirian Napster: 1999
  • Basis pengguna puncak (Napster asli): 80 juta pengguna
  • Pembayaran artis yang dilaporkan: Lebih dari USD $1 miliar dibayarkan kepada musisi dan penulis lagu

Detail Akuisisi

Infinite Reality, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam teknologi 3D dan pengalaman digital imersif, kini telah membeli Napster dengan rencana ambisius untuk mereinvensi platform tersebut. Kesepakatan senilai 207 juta dolar ini memberi Infinite Reality akses ke perpustakaan musik Napster yang luas, yang mencakup lisensi untuk lebih dari 110 juta lagu berkualitas tinggi dari artis di seluruh dunia. Sejak 2016, Napster telah beroperasi sebagai layanan streaming berbasis langganan yang sah, dengan biaya 10,99 dolar per bulan setelah masa uji coba gratis 30 hari.

Visi untuk Masa Depan Napster

John Acunto, Co-Founder dan CEO Infinite Reality, telah menguraikan visi berani untuk Napster yang jauh melampaui streaming musik tradisional. Perusahaan berencana mengubah Napster menjadi platform musik interaktif sosial dalam metaverse, menciptakan ruang 3D virtual di mana penggemar dapat menghadiri konser, berpartisipasi dalam pesta mendengarkan, dan berinteraksi dengan artis dalam lingkungan imersif. Pendekatan ini memprioritaskan keterlibatan penggemar aktif daripada mendengarkan pasif, membedakannya dari pesaing seperti Spotify dan Apple Music.

Monetisasi dan Dukungan Artis

Napster yang direimagined bertujuan menciptakan aliran pendapatan baru bagi artis, yang secara historis berjuang dengan ekonomi streaming musik. Menurut Infinite Reality, platform ini akan berfungsi sebagai saluran penjualan bagi musisi dan label untuk menjual merchandise, tiket, dan konten digital eksklusif. Fokus pada monetisasi artis ini merupakan ironi mengingat asal-usul Napster sebagai platform yang memfasilitasi pembajakan musik secara luas. Namun, selama dua dekade terakhir, versi sah Napster dilaporkan telah membayar lebih dari 1 miliar dolar kepada musisi dan penulis lagu.

Taruhan Metaverse

Investasi Infinite Reality di Napster merupakan taruhan besar pada masa depan metaverse, meskipun ada hasil campuran dari pemain besar lainnya di ruang tersebut. Berita ini muncul saat Meta (sebelumnya Facebook) dilaporkan telah menginvestasikan lebih dari 50 miliar dolar dalam teknologi VR dan metaverse dengan kesuksesan finansial yang terbatas sejauh ini. Sekilas awal dari pengalaman metaverse Napster menunjukkan pendekatan visual yang relatif sederhana, dengan beberapa kritikus membandingkannya dengan grafik video game satu dekade lalu.

Gambar ini mengilustrasikan antarmuka berbagi file, mengingatkan pada asal usul Napster, yang sesuai dengan diskusi tentang evolusinya menjadi platform musik metaverse
Gambar ini mengilustrasikan antarmuka berbagi file, mengingatkan pada asal usul Napster, yang sesuai dengan diskusi tentang evolusinya menjadi platform musik metaverse

Merek dengan Ketahanan

Mungkin yang paling luar biasa tentang akuisisi ini adalah kekuatan abadi dari merek Napster itu sendiri. Meskipun awalnya kontroversial dan mengalami banyak perubahan kepemilikan—termasuk masa di bawah Best Buy dan perusahaan blockchain Algorand—nama Napster terus membawa nilai signifikan dalam ruang musik digital. Apakah ekuitas merek ini akan berhasil di metaverse masih harus dilihat, tetapi Infinite Reality jelas percaya bahwa nama tersebut masih bergema di kalangan penggemar musik dan memiliki potensi disruptif.

Masa Depan Konsumsi Musik

Saat Napster bersiap untuk kelahiran kembali di metaverse, pertanyaan tetap ada tentang apakah penggemar musik benar-benar menginginkan komponen visual dan imersif untuk pengalaman yang pada dasarnya bersifat auditori. Akuisisi ini mewakili persilangan menarik antara sejarah musik, transformasi digital, dan teknologi yang sedang berkembang—dengan merek yang pernah terkenal kini diposisikan sebagai pelopor potensial dalam evolusi berikutnya dari pengalaman musik online. Bagi artis dan penggemar, inkarnasi terbaru Napster bisa mewakili babak inovatif baru dalam musik digital atau fase eksperimental lain dalam perjalanan platform yang tidak terduga.