AS Memperketat Kontrol Ekspor Chip Nvidia ke China, Menekan Malaysia untuk Memantau Pengiriman

BigGo Editorial Team
AS Memperketat Kontrol Ekspor Chip Nvidia ke China, Menekan Malaysia untuk Memantau Pengiriman

Pemerintah Amerika Serikat telah meningkatkan upayanya untuk mencegah teknologi semikonduktor canggih mencapai China, dengan fokus khusus pada chip Nvidia berperforma tinggi yang dapat meningkatkan kemampuan pengembangan AI China. Langkah-langkah ini merupakan eskalasi signifikan dalam ketegangan perdagangan teknologi yang sedang berlangsung antara AS dan China, karena pejabat Amerika berusaha mempertahankan keunggulan teknologi di bidang-bidang penting seperti kecerdasan buatan dan komputasi kinerja tinggi.

Malaysia Di Bawah Tekanan untuk Melacak Pengiriman Nvidia

Amerika Serikat baru-baru ini menekan Malaysia untuk menerapkan pemantauan yang lebih ketat terhadap pengiriman chip Nvidia kelas tinggi yang melewati negara tersebut. Menurut Menteri Perdagangan Malaysia Zafrul Aziz, pejabat AS meminta Malaysia memantau setiap pengiriman yang datang ke Malaysia ketika melibatkan chip Nvidia untuk memastikan perangkat keras tersebut mencapai tujuan yang dimaksud daripada dialihkan ke tempat lain. Pengawasan yang meningkat ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa chip AI canggih yang tunduk pada pembatasan ekspor AS dapat dialihkan ke China melalui negara-negara perantara.

Penyelidikan Berkelanjutan Tentang Potensi Pengalihan

Otoritas Malaysia saat ini menyelidiki kasus penipuan di Singapura yang berpotensi melibatkan server dengan chip canggih yang tunduk pada pembatasan impor AS. Kasus tersebut melibatkan transaksi senilai sekitar 390 juta dolar Amerika, dengan laporan media lokal mengaitkannya dengan perusahaan AI China DeepSeek. Meskipun hubungannya belum dikonfirmasi, penyelidikan ini menyoroti kekhawatiran yang semakin besar tentang penghindaran kontrol ekspor AS pada teknologi semikonduktor penting.

Daftar Hitam Ekspor yang Diperluas Menargetkan Entitas China

Dalam langkah paralel, Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan AS telah menambahkan 80 organisasi dan perusahaan ke daftar hitam ekspornya, dengan lebih dari 50 entitas ini berbasis di China. Pembatasan tersebut menargetkan perusahaan-perusahaan yang diduga terlibat dalam pengembangan kemampuan komputasi kinerja tinggi, teknologi kuantum, kecerdasan buatan canggih, dan senjata hipersonik yang dapat mengancam keamanan nasional AS.

Kekhawatiran AS yang mendorong pembatasan ekspor:

  • Pengembangan komputasi kinerja tinggi di China
  • Kemajuan teknologi kuantum
  • Kemampuan kecerdasan buatan tingkat lanjut
  • Pengembangan senjata hipersonik

Pemain Teknologi Besar China Terdampak

Di antara entitas yang baru masuk daftar hitam adalah enam anak perusahaan Inspur Group, penyedia layanan komputasi awan terkemuka China dan pelanggan penting bagi produsen chip AS termasuk Nvidia, AMD, dan Intel. BIS menuduh anak perusahaan ini berkontribusi pada proyek pengembangan superkomputer untuk militer China. Beijing Academy of Artificial Intelligence juga ditambahkan ke daftar, meskipun lembaga penelitian tersebut telah dengan tegas menentang penyertaannya, menggambarkannya sebagai keputusan yang salah tanpa dasar faktual.

Entitas utama yang ditambahkan ke daftar hitam ekspor AS:

  • Lebih dari 50 organisasi berbasis di China
  • Enam anak perusahaan dari Inspur Group (penyedia komputasi awan terkemuka China)
  • Beijing Academy of Artificial Intelligence
  • Entitas lain di Iran, Taiwan, Pakistan, Afrika Selatan, dan UAE

Dampak Ekonomi dan Respons Industri

Pembatasan ekspor ini telah memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan. Pembatasan sebelumnya menyebabkan Nvidia kehilangan valuasi sebesar 200 miliar dolar Amerika dalam satu hari. Industri semikonduktor dan sektor game telah menyatakan kekhawatiran tentang dampak kebijakan ini, dengan kelompok lobi terbesar untuk para gamer di AS memperingatkan bahwa tarif akan berdampak negatif pada jutaan warga Amerika. Produsen seperti Acer dan ASRock telah mengindikasikan mereka akan menaikkan harga sebagai respons terhadap perubahan lanskap regulasi.

Ketegangan Teknologi AS-China yang Meningkat

Kontrol ekspor yang diperluas ini terjadi di tengah ketegangan yang sudah memanas antara AS dan China. Kementerian Luar Negeri China telah mengecam perluasan daftar hitam tersebut, mengklaim hal itu serius melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar hubungan internasional. Dengan Presiden Trump telah memberlakukan tarif baru yang luas terhadap barang-barang China sejak menjabat, dan diskusi tentang kemungkinan menghentikan CHIPS Act, hubungan perdagangan teknologi antara kedua kekuatan global tampak semakin tegang.

Potensi Dampak Masa Depan

Saat AS melanjutkan sikapnya yang agresif terhadap ekspor teknologi ke China, pengamat industri mengantisipasi gangguan lebih lanjut dalam rantai pasokan global dan berpotensi harga yang lebih tinggi untuk elektronik konsumen. Jika usulan pajak 100% pada silikon dari Taiwan terwujud, lingkungan harga yang sudah menantang untuk komponen komputer bisa semakin memburuk, memengaruhi ketersediaan dan keterjangkauan kartu grafis dan produk-produk lain yang bergantung pada semikonduktor di seluruh dunia.