Peluncuran terbaru dari Cocommit, sebuah alat yang dirancang untuk meningkatkan pesan commit Git menggunakan AI, telah memicu perdebatan sengit di antara pengembang tentang tujuan fundamental dan praktik terbaik untuk menulis pesan commit. Sementara beberapa melihat bantuan AI sebagai peningkatan berharga untuk alur kerja mereka, yang lain mempertanyakan apakah alat otomatis mengatasi tantangan sebenarnya dari dokumentasi kontrol versi yang efektif.
Tujuan Pesan Commit Memecah Belah Pengembang
Inti dari perdebatan ini adalah pertanyaan mendasar: apa yang membuat pesan commit yang baik? Banyak pengembang dalam diskusi menekankan bahwa pesan commit harus menjawab pertanyaan penting mengapa yang akan ditanyakan oleh pengembang di masa depan (termasuk diri Anda sendiri di masa depan) ketika meninjau riwayat kode. Perspektif ini sejalan dengan tujuan yang dinyatakan oleh Cocommit untuk meningkatkan kualitas commit, tetapi anggota komunitas mengungkapkan keraguan tentang apakah alat AI benar-benar dapat menangkap alasan kontekstual di balik perubahan kode.
Saya tidak tahu mengapa begitu sulit bagi para pengembang untuk berhenti selama 30 detik dan menjawab pertanyaan mengapa commit ini ada? Itulah pertanyaan yang akan Anda tanyakan ketika Anda menemukan commit di
git blame
, jadi jawab saja.
Beberapa pengembang menyarankan bahwa mengandalkan AI untuk menghasilkan pesan commit mungkin merupakan tanda bahaya, menunjukkan bahwa pengembang tidak sepenuhnya memahami perubahan yang mereka buat. Yang lain berpendapat bahwa diff sudah menunjukkan apa yang berubah, membuat deskripsi yang panjang lebar menjadi berlebihan, dan bahwa pesan commit harus fokus pada konteks tingkat yang lebih tinggi yang tidak jelas dari perubahan kode itu sendiri.
Poin-Poin Utama dari Diskusi Pengembang
- Tujuan pesan commit: Harus menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, bukan hanya apa yang berubah
- Pendekatan pesan commit populer:
- Format Conventional Commits (
feat:
,fix:
, dll.) - Git trailers untuk metadata
- Deskripsi patch Kernel
- Gitmoji (menggunakan emoji untuk menunjukkan jenis perubahan)
- Format Conventional Commits (
- Kerangka pesan commit yang disarankan:
- "Ketika diterapkan, commit ini akan..." sebagai panduan mental
- Menjawab "mengapa commit ini ada?"
- Kekhawatiran tentang pesan yang dihasilkan AI:
- Mungkin tidak menangkap konteks spesifik proyek
- Bisa memungkinkan pengembang yang tidak memahami perubahan mereka
- Mungkin menghasilkan pesan bertele-tele yang tidak menambah nilai
Standardisasi vs. Fleksibilitas dalam Format Commit
Diskusi ini mengungkapkan preferensi yang bervariasi mengenai standar format pesan commit. Beberapa pengembang menganjurkan untuk mengikuti konvensi yang sudah mapan seperti Conventional Commits, yang menggunakan awalan seperti feat: dan fix: untuk mengkategorikan perubahan. Yang lain berpendapat menentang struktur yang kaku seperti itu, menyarankan bahwa Git trailers mungkin merupakan alternatif yang lebih fleksibel yang tidak menghabiskan ruang berharga dalam pesan singkat.
Menariknya, beberapa pengembang setuju bahwa memiliki standar tertentu—bahkan yang secara pribadi tidak mereka sukai—lebih baik daripada tidak memiliki standar sama sekali. Sentimen ini menunjukkan bahwa alat seperti Cocommit mungkin menemukan tempat dalam membantu tim mempertahankan konsistensi dalam pesan commit mereka, bahkan jika format spesifiknya bervariasi antar proyek.
AI sebagai Asisten vs. AI sebagai Pengganti
Perbedaan kunci muncul antara menggunakan AI untuk meninjau dan meningkatkan pesan commit yang ditulis manusia (yang tampaknya dirancang oleh Cocommit) versus sepenuhnya menyerahkan penulisan pesan commit kepada AI. Banyak pengembang mengungkapkan keterbukaan terhadap yang pertama sambil sangat menentang yang terakhir.
Beberapa komentar menyarankan kasus penggunaan alternatif untuk AI dalam pesan commit, seperti menghiasi repositori yang tidak memiliki pesan commit yang tepat dengan perkiraan sintetis atau membantu standardisasi pesan di seluruh tim besar. Perspektif ini menunjukkan bahwa pengembang mungkin lebih menerima alat AI yang memperkaya alur kerja mereka yang ada daripada menggantikan penilaian manusia sepenuhnya.
Keringkasan vs. Detail: Menemukan Keseimbangan yang Tepat
Panjang dan tingkat detail yang sesuai untuk pesan commit muncul sebagai poin yang kontroversial lainnya. Beberapa pengembang berpendapat bahwa hanya beberapa kata sudah cukup, sementara yang lain bersikeras bahwa perubahan yang tidak jelas memerlukan penjelasan yang lebih komprehensif. Perdebatan ini menyoroti tantangan yang dihadapi alat AI seperti Cocommit dalam menentukan tingkat detail yang sesuai untuk berbagai jenis perubahan.
Beberapa pengembang menyarankan pendekatan seimbang di mana komentar kode menjelaskan detail implementasi sementara pesan commit berfokus pada alasan untuk perubahan. Perbedaan antara apa dan mengapa tampaknya menjadi prinsip panduan yang diikuti oleh banyak pengembang berpengalaman, terlepas dari sikap mereka terhadap panjang pesan atau pemformatan.
Sebagai kesimpulan, meskipun alat seperti Cocommit menawarkan potensi manfaat untuk mempertahankan riwayat commit yang konsisten dan informatif, komunitas pengembang tetap terbagi mengenai apakah bantuan AI mengatasi tantangan inti dari penulisan pesan commit yang baik. Pesan commit yang paling berharga tampaknya adalah yang secara jelas mengkomunikasikan maksud dan konteks—sesuatu yang membutuhkan pemahaman manusia tentang kode dan tujuan proyek yang lebih luas. Apakah AI dapat secara efektif memperkaya proses ini tanpa mengurangi nilainya tetap menjadi pertanyaan terbuka yang kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan kematangan alat-alat ini.
Referensi: Cocommit: A Copilot for Git