Pertemuan teknologi dan penegakan imigrasi selalu menjadi hal yang kontroversial, terutama di Amerika Serikat di mana keamanan perbatasan tetap menjadi isu yang sangat memecah belah. Laporan terbaru menunjukkan bahwa Google Cloud kini memainkan peran penting dalam sistem pengawasan bertenaga AI di perbatasan AS-Meksiko, bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari eksekutif perusahaan yang telah menjauhkan raksasa teknologi tersebut dari aktivitas semacam itu.
Keterlibatan Google dalam Pengawasan Perbatasan Terungkap
Menurut dokumen yang ditinjau oleh The Intercept, Google menyediakan infrastruktur cloud untuk sistem pengawasan bertenaga AI yang sedang digunakan oleh US Customs and Border Protection (CBP) di sepanjang perbatasan Arizona-Meksiko. Sistem ini, yang dikenal sebagai MAGE (ModulAr Google Cloud Platform Environment), memungkinkan CBP untuk memproses dan menganalisis hingga 100 umpan video secara bersamaan dari enam lokasi pengawasan berbeda. Hal ini secara langsung bertentangan dengan pernyataan yang dibuat oleh CEO Google Cloud Thomas Kurian sekitar empat tahun lalu, ketika dia meyakinkan karyawan bahwa perusahaan tidak memiliki hubungan apa pun dengan penegakan imigrasi di perbatasan selatan.
![]() |
---|
Logo Google Cloud merepresentasikan keterlibatan teknologi perusahaan dalam kontroversi seputar penegakan imigrasi di perbatasan AS-Meksiko |
Arsitektur Teknis Pengawasan Perbatasan
Sistem pengawasan perbatasan menggabungkan beberapa teknologi dari vendor yang berbeda. Sementara IBM menyediakan perangkat lunak Maximo Visual Inspection dan Equitus berkontribusi dengan sistem Video Sentinel mereka, peran Google adalah menyediakan infrastruktur komputasi awan yang membuat seluruh operasi menjadi mungkin. Model AI dirancang untuk menandai pola pergerakan tertentu yang digambarkan sebagai gaya karavan dan bahkan memberi label pada individu yang membawa ransel sebagai mules yang dicurigai - istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang yang mengangkut zat ilegal melintasi perbatasan.
Komponen utama dari sistem pengawasan perbatasan:
- Google: Menyediakan infrastruktur cloud MAGE (ModulAr Google Cloud Platform Environment)
- IBM: Memasok perangkat lunak Maximo Visual Inspection
- Equitus: Berkontribusi dengan sistem Video Sentinel
- Kemampuan: Memproses hingga 100 umpan video secara simultan dari enam lokasi berbeda
Tanggapan Google dan Upaya Menjauhkan Diri
Ketika dikonfrontasi tentang keterlibatannya, kepala Public Sector Google Jim Kelly berusaha meremehkan peran perusahaan, menyarankan bahwa Google Cloud tidak secara langsung di bawah kontrak untuk proyek ini. Kelly membandingkan layanan cloud Google dengan perangkat keras siap pakai yang dapat dibeli pelanggan atau mitra secara independen. Namun, kritikus menunjukkan bahwa karena data pengawasan CBP berjalan melalui infrastruktur Google dan membutuhkan koneksi konstan, perusahaan pasti menyadari bagaimana teknologinya digunakan.
Kekhawatiran Privasi dan Etika
Implementasi pengawasan bertenaga AI di perbatasan menimbulkan kekhawatiran privasi yang signifikan bagi komunitas perbatasan. Dave Maass, direktur investigasi di Electronic Frontier Foundation, menyoroti bahwa Government Accountability Office baru-baru ini menemukan bahwa CBP telah gagal menerapkan semua enam persyaratan kebijakan privasi utama. Ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi pengawasan canggih mungkin terjadi tanpa perlindungan privasi yang memadai.
Bisnis Teknologi Perbatasan
Bagi Google, ini tampaknya terutama merupakan keputusan bisnis. Kontrak pemerintah merupakan peluang menguntungkan bagi penyedia layanan cloud, dan sektor keamanan perbatasan mengendalikan pendanaan federal yang signifikan. Namun, keterlibatan perusahaan dalam isu politik yang memecah belah seperti ini berpotensi mengasingkan baik karyawan maupun pelanggan yang menentang jenis sistem pengawasan ini, terutama ketika mereka melibatkan teknologi AI yang mungkin tidak sepenuhnya andal atau dapat menyebabkan hasil yang merugikan bagi individu yang tidak bersalah.
Implikasi yang Lebih Luas
Situasi ini mencerminkan ketegangan yang sedang berlangsung antara upaya perusahaan teknologi untuk mendapatkan kontrak pemerintah yang menguntungkan dan prinsip-prinsip etika yang mereka nyatakan. Seiring AI menjadi lebih terintegrasi ke dalam sistem keamanan dan pengawasan, perusahaan teknologi seperti Google menghadapi pengawasan yang meningkat tentang peran mereka dalam aplikasi yang berpotensi kontroversial. Kasus pengawasan perbatasan menyoroti betapa sulitnya bagi perusahaan untuk mempertahankan posisi etika yang konsisten sambil mengejar peluang bisnis di domain yang bermuatan politik.