Samsung tampaknya sedang membuat comeback yang signifikan di industri semikonduktor setelah menghadapi masalah hasil produksi pada awal 2024. Raksasa teknologi Korea Selatan ini menunjukkan kemajuan yang menjanjikan pada chip Exynos 2600 2nm, yang bisa menggerakkan seri Galaxy S26 tahun depan, sambil secara bersamaan menerapkan perubahan tempat kerja yang kontroversial untuk mempercepat pengembangan.
Peningkatan Hasil yang Mengesankan
Samsung Foundry dilaporkan telah mencapai tingkat hasil 40 persen untuk proses manufaktur 2nm-nya, peningkatan substansial dari angka sebelumnya. Ini menempatkan perusahaan pada jalur untuk mempersempit kesenjangan dengan pemimpin industri TSMC, yang saat ini mempertahankan tingkat hasil sekitar 60 persen untuk teknologi yang sebanding. Kemajuan ini menandakan potensi pemulihan setelah masalah hasil 3nm Samsung memaksa perusahaan untuk melengkapi seri Galaxy S25 dengan prosesor Snapdragon 8 Elite dari Qualcomm alih-alih chip buatan sendiri.
Perkembangan Chip 2nm Samsung
- Tingkat hasil saat ini: 40%
- Tingkat hasil sebanding dari TSMC: 60%
- Rencana produksi massal: November 2024
- Perangkat target: seri Galaxy S26 (2026)
Jadwal Produksi Massal
Menurut laporan, Samsung berencana untuk memulai produksi massal chipset Exynos 2600 2nm pada November 2024. Jika perusahaan mempertahankan trajektori pengembangan saat ini, jadwal ini akan memungkinkan Samsung untuk memasukkan chip Exynos baru ke dalam jajaran Galaxy S26 yang dijadwalkan rilis pada 2026. Pencapaian ini berpotensi memberikan Samsung keunggulan dibandingkan Apple, karena laporan menunjukkan iPhone 17 akan terus menggunakan teknologi 3nm di seluruh jajaran produknya.
Perpanjangan Jam Kerja yang Kontroversial
Dalam perkembangan terkait, Samsung telah menerima persetujuan dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan Korea Selatan untuk memperpanjang minggu kerja untuk staf R&D semikonduktornya dari 52 jam wajib menjadi 64 jam. Persetujuan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, diberikan pada 9 April, menjadikan Samsung sebagai perusahaan pertama di Korea Selatan yang menerima pengecualian seperti itu di bawah undang-undang ketenagakerjaan yang baru direvisi. Perpanjangan ini berlaku selama enam bulan per aplikasi, dengan kemungkinan perpanjangan.
Perubahan Jam Kerja Korea Selatan
- Jam kerja standar berdasarkan undang-undang: 52 jam
- Jam kerja yang disetujui untuk Samsung: 64 jam
- Tanggal persetujuan: 9 April 2024
- Periode perpanjangan: 6 bulan per pengajuan
Tekanan Kompetitif
Perpanjangan jam kerja menyoroti persaingan yang ketat di industri semikonduktor dan tekad Samsung untuk merebut kembali posisinya dari pesaing seperti TSMC. Sementara jadwal kerja yang meningkat dapat mempercepat jadwal pengembangan, laporan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kesejahteraan karyawan dan kompensasi untuk jam tambahan. Perusahaan semikonduktor lain di Korea Selatan dilaporkan sedang mempersiapkan aplikasi serupa untuk memperpanjang jam kerja, menunjukkan dorongan industri secara luas untuk meningkatkan produktivitas.
Pentingnya Strategis Chip Buatan Sendiri
Bagi Samsung, mengembangkan prosesor Exynos yang kompetitif mewakili lebih dari sekadar pencapaian teknis—ini adalah keharusan strategis. Secara historis, chip Exynos telah menghadapi kritik karena kurang kuat dan kurang efisien dibandingkan dengan prosesor Snapdragon, yang menyebabkan Samsung menggunakan prosesor Qualcomm dalam perangkat yang dijual di AS sambil mengirimkan varian Exynos ke pasar global lainnya. Dengan menciptakan chip buatan sendiri yang sama kuatnya, Samsung berpotensi mengikuti strategi silikon Apple, yang merevolusi kinerja MacBook melalui integrasi vertikal.
Melihat ke Depan
Jika Samsung berhasil menghadirkan Exynos 2600 2nm sesuai jadwal, ini bisa menjadi titik balik bagi bisnis semikonduktor perusahaan. Namun, penggemar teknologi akan mengawasi dengan cermat untuk melihat apakah seri Galaxy S26 menawarkan peningkatan substansial di luar sekadar peningkatan prosesor. Seiring intensifnya persaingan di pasar smartphone, Samsung perlu menghadirkan inovasi yang berarti daripada hanya mengandalkan fitur AI atau peningkatan perangkat lunak inkremental untuk mempertahankan posisinya sebagai produsen smartphone terkemuka.