Nintendo Meminta Bantuan Discord untuk Membongkar Identitas Pelaku "Teraleak" Pokémon

BigGo Editorial Team
Nintendo Meminta Bantuan Discord untuk Membongkar Identitas Pelaku "Teraleak" Pokémon

Nintendo meningkatkan upayanya untuk mengidentifikasi dan berpotensi mengambil tindakan hukum terhadap individu yang bertanggung jawab atas salah satu pelanggaran data terbesar di industri game. Perusahaan ini telah mengajukan permohonan ke pengadilan untuk memaksa Discord mengungkapkan identitas pengguna yang diduga membagikan sejumlah besar materi rahasia Pokémon secara online dalam insiden yang dikenal sebagai Teraleak.

Upaya Hukum

Nintendo telah mengajukan petisi di pengadilan California meminta subpoena DMCA yang akan memaksa Discord untuk mengungkapkan informasi pribadi tentang pengguna dengan nama pengguna GameFreakOUT. Raksasa game ini secara khusus mencari nama, alamat, nomor telepon, alamat email, dan informasi IP individu tersebut. Menurut dokumen pengadilan, Nintendo mengklaim pengguna ini mengunggah materi rahasia yang belum dirilis ke publik melalui platform Discord, yang merupakan pelanggaran signifikan terhadap hak kekayaan intelektual perusahaan.

Informasi Kunci Tentang "Teraleak"

  • Materi yang bocor: Kode sumber, desain karakter awal, detail tentang MMO yang akan datang, rencana sekuel Detective Pikachu, transkrip rapat desain
  • Platform yang digunakan: Discord
  • Nama pengguna yang diduga pembocor: "GameFreakOUT"
  • Informasi yang dicari Nintendo: Nama, alamat, nomor telepon, alamat email, alamat IP
  • Mekanisme hukum: Surat perintah DMCA yang diajukan di pengadilan California

Insiden Teraleak

Pelanggaran data, yang terjadi tahun lalu, dijuluki Teraleak karena skalanya yang belum pernah terjadi sebelumnya. Materi yang bocor termasuk kode sumber untuk berbagai game Pokémon, desain karakter awal, aset pengembangan yang mencakup beberapa dekade, dan bahkan detail rahasia tentang proyek yang belum dirilis. Di antara informasi sensitif tersebut terdapat rencana untuk Pokémon MMO yang akan datang dan detail mengenai sekuel Detective Pikachu yang belum diumumkan secara resmi. Kebocoran tersebut juga berisi dokumen internal seperti transkrip rapat desain dan konsep art original yang berasal dari tahun 1997 untuk seri anime.

Sejarah Tindakan Hukum Nintendo

Upaya agresif ini sejalan dengan reputasi Nintendo yang telah mapan dalam melindungi kekayaan intelektualnya dengan ketat. Perusahaan ini memiliki sejarah terdokumentasi dalam mengambil tindakan hukum yang keras terhadap mereka yang melanggar hak ciptanya atau melewati langkah-langkah keamanannya. Contoh yang menonjol adalah kasus Gary Bowser, yang dijatuhi hukuman penjara federal dan diperintahkan untuk membayar total 14,5 juta dolar Amerika Serikat sebagai ganti rugi karena menjual modchips dan perangkat lunak jailbreaking untuk konsol Nintendo. Bahkan setelah menjalani masa hukumannya, Nintendo terus mengejarnya untuk kompensasi tambahan melalui litigasi perdata.

Tindakan Hukum Nintendo Sebelumnya

  • Kasus Gary Bowser: 3 tahun penjara federal (menjalani 1 tahun), denda kriminal sebesar USD 4,5 juta, tambahan ganti rugi perdata sebesar USD 10 juta
  • Kebocoran Pokémon 2021: Dua pelaku kebocoran diperintahkan membayar USD 150.000 masing-masing
  • Emulator Yuzu: Berhasil ditutup pada tahun 2024

Potensi Konsekuensi

Jika Discord mematuhi subpoena dan Nintendo berhasil mengidentifikasi GameFreakOUT, pelaku kebocoran tersebut bisa menghadapi konsekuensi hukum yang signifikan. Meskipun keadaannya berbeda dari kasus sebelumnya seperti Bowser, ada preseden untuk hukuman yang substansial. Dalam kasus kebocoran Pokémon yang lebih kecil pada tahun 2021, dua individu diperintahkan untuk membayar masing-masing 150.000 dolar Amerika Serikat kepada The Pokémon Company. Mengingat skala Teraleak yang jauh lebih besar, potensi ganti rugi bisa jauh lebih tinggi.

Implikasi Industri yang Lebih Luas

Sikap agresif Nintendo terhadap kebocoran dan perlindungan kekayaan intelektual mengirimkan pesan yang jelas kepada komunitas gaming tentang potensi konsekuensi dari mendistribusikan materi rahasia. Perusahaan ini secara konsisten menunjukkan kesediaannya untuk mengambil tindakan hukum terhadap individu dan organisasi yang diyakini telah melanggar hak kekayaan intelektualnya, termasuk menutup proyek emulator seperti Yuzu tahun lalu. Kasus ini mewakili bab lain dalam upaya berkelanjutan Nintendo untuk mempertahankan kontrol ketat atas properti gaming dan proses pengembangan berharganya.