Biaya Iklan 20% Google Disorot dalam Sidang Antitrust DOJ

BigGo Editorial Team
Biaya Iklan 20% Google Disorot dalam Sidang Antitrust DOJ

Sidang antitrust Departemen Kehakiman AS melawan Google telah menyoroti praktik lama perusahaan teknologi raksasa ini yang mengenakan biaya 20% kepada penerbit untuk transaksi iklan melalui platform AdX. Biaya ini, yang jauh lebih tinggi dari norma industri, kini menjadi pusat argumen bahwa Google telah menyalahgunakan dominasi pasarnya dalam periklanan online.

Pengungkapan kunci dari sidang ini meliputi:

  • Kekhawatiran Internal: Eksekutif Google secara pribadi mengakui bahwa biaya 20% tersebut tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang dan sulit dibenarkan sejak tahun 2018.

  • Kekuatan Pasar: Meskipun menyadari biaya tersebut di atas tarif pasar, Google tetap mempertahankannya karena kendalinya atas basis pengiklan yang besar melalui Google Ads Network.

  • Persaingan Terbatas: DOJ berpendapat bahwa integrasi server iklan penerbit dan pertukaran iklan Google membuat hampir tidak mungkin bagi penerbit untuk beralih ke pesaing tanpa kehilangan akses ke permintaan pengiklan Google.

  • Kesaksian Eksekutif: Chris LaSala, mantan eksekutif iklan Google, mengakui di pengadilan bahwa biaya tinggi tersebut hanya dapat dipertahankan karena permintaan unik melalui AdWords yang tidak tersedia dengan cara lain.

  • Perspektif Industri: Brian O'Kelley, pendiri perusahaan teknologi iklan pesaing AppNexus, menggambarkan tingkat pengambilan 20% Google sebagai jauh lebih tinggi dibandingkan pesaing.

Google membela praktiknya, menyatakan bahwa penerbit tetap menyimpan sebagian besar pendapatan dan bahwa biayanya transparan dan sesuai dengan tarif industri. Perusahaan mengklaim penerbit mempertahankan sekitar 70% dari pendapatan iklan bahkan ketika menggunakan alat Google untuk membeli dan menjual iklan.

Seiring berlanjutnya sidang, DOJ bertujuan untuk membuktikan bahwa Google secara ilegal mengikat produk teknologi iklannya bersama-sama untuk mempertahankan monopoli, bukan untuk memberikan layanan yang lebih baik. Kasus ini menyoroti sifat kompleks ekosistem periklanan digital dan tantangan dalam mengatur platform teknologi yang dominan.

Dengan CEO YouTube Neal Mohan yang dijadwalkan untuk bersaksi selanjutnya, sidang ini menjanjikan untuk memberikan wawasan lebih lanjut tentang praktik iklan Google dan dampaknya terhadap industri penerbitan online.