Dalam keputusan yang bersejarah yang dapat mengubah lanskap pengembangan AI dan hukum hak cipta, Thomson Reuters telah memperoleh kemenangan yang menentukan dalam kasus hak cipta kecerdasan buatan pertama di Amerika Serikat. Putusan ini menciptakan preseden penting tentang bagaimana perusahaan AI dapat menggunakan materi berhak cipta dalam proses pengembangan mereka.
Kasus dan Hasilnya
Pertarungan hukum ini dimulai pada tahun 2020 ketika Thomson Reuters mengajukan gugatan terhadap Ross Intelligence, sebuah startup AI di bidang hukum, dengan tuduhan reproduksi tidak sah atas materi dari platform penelitian hukum Westlaw mereka. Hakim Stephanos Bibas dari Pengadilan Distrik AS Delaware kini telah memutuskan secara tegas mendukung Thomson Reuters, menolak semua pembelaan Ross Intelligence dan menyatakan bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan pelanggaran hak cipta.
Kronologi Utama:
- 2020: Thomson Reuters mengajukan gugatan terhadap Ross Intelligence
- 2021: Ross Intelligence menghentikan operasinya karena biaya litigasi
- Februari 2025: Pengadilan memutuskan kemenangan untuk Thomson Reuters
Dampak pada Doktrin Penggunaan Wajar
Putusan ini memberikan pukulan yang sangat signifikan terhadap ketergantungan perusahaan AI pada doktrin penggunaan wajar (fair use). Keputusan Hakim Bibas berfokus pada faktor dampak pasar, menetapkan bahwa niat Ross Intelligence untuk bersaing dengan Westlaw dengan mengembangkan produk pengganti pasar membatalkan pembelaan penggunaan wajar mereka. Interpretasi ini dapat memiliki implikasi luas bagi perusahaan AI lain yang melatih model mereka menggunakan materi berhak cipta.
Faktor-faktor Uji Penggunaan Wajar:
- Tujuan penggunaan
- Sifat karya berhak cipta
- Jumlah karya berhak cipta yang digunakan
- Dampak terhadap nilai pasar
Implikasi Lebih Luas bagi Industri AI
Putusan ini datang pada saat kritis ketika puluhan gugatan serupa sedang ditunda di pengadilan di seluruh Amerika Serikat dan internasional, termasuk tantangan di China, Kanada, dan Inggris. Bagi startup AI yang lebih kecil, putusan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang kemampuan mereka untuk bersaing dan berinovasi. Ross Intelligence sendiri menjadi korban awal dari pertarungan hukum ini, dengan menutup operasinya pada tahun 2021 karena biaya litigasi yang terus meningkat.
Masa Depan Pengembangan AI
Keputusan bersejarah ini dapat secara fundamental mengubah cara perusahaan AI mendekati akuisisi data pelatihan dan pengembangan model. Sementara pemain besar seperti OpenAI dan Google memiliki sumber daya keuangan untuk menghadapi pertarungan hukum yang berkepanjangan, putusan ini mungkin memaksa industri untuk mengembangkan pendekatan baru dalam melatih sistem AI yang tidak bergantung pada materi berhak cipta, atau untuk membentuk kerangka kerja lisensi yang jelas dengan pemilik konten.