Pertempuran antara kreator konten dan perusahaan AI semakin memanas saat ratusan penerbit besar bersatu untuk menuntut intervensi pemerintah terhadap apa yang mereka sebut sebagai penggunaan tidak sah atas kekayaan intelektual mereka. Upaya terkoordinasi ini merupakan perlawanan signifikan terhadap perusahaan AI yang melatih model mereka menggunakan konten berhak cipta tanpa izin atau kompensasi.
Penerbit Bersatu Melawan Penggunaan Konten AI
Ratusan penerbit terkemuka, termasuk The New York Times, The Washington Post, The Guardian, dan Vox Media, telah meluncurkan kampanye iklan terkoordinasi bernama Support Responsible AI. Kampanye ini, diorganisir oleh asosiasi perdagangan News/Media Alliance, menampilkan iklan merah-putih yang mencolok dengan slogan seperti Keep Watch On AI, Stop AI Theft, dan AI Steals From You Too. Iklan-iklan ini muncul di publikasi cetak dan digital di seluruh negeri, mendorong pembaca untuk menekan pemerintah agar mengatur bagaimana perusahaan AI menggunakan konten kreatif.
Penerbit Utama dalam Kampanye:
- The New York Times
- The Washington Post
- The Guardian
- Vox Media
- The Atlantic
- Seattle Times
- Tampa Bay Times
- Condé Nast (penerbit Wired)
- Axel Springer (pemilik Politico)
![]() |
---|
Kampanye "Make It Fair" menyoroti tuntutan penerbit untuk langkah-langkah regulasi terhadap penggunaan konten kreatif oleh AI |
Tuntutan dan Tujuan Kampanye
Kampanye penerbit ini mengajukan tiga tuntutan spesifik kepada pembuat kebijakan. Pertama, mereka menuntut legislasi yang mewajibkan perusahaan AI untuk memberikan kompensasi yang adil kepada kreator saat menggunakan karya mereka untuk melatih sistem AI. Kedua, mereka menginginkan transparansi wajib dalam bagaimana konten yang dihasilkan AI bersumber dan diatribusikan. Terakhir, mereka mendorong langkah-langkah untuk mencegah praktik monopolistik yang dapat menghambat persaingan di industri. Situs web kampanye mendorong pengguna untuk menghubungi perwakilan lokal mereka tentang masalah ini, menekankan ancaman ekonomi terhadap mata pencaharian kreator konten.
Tuntutan Kampanye:
- Kompensasi yang adil bagi kreator ketika perusahaan AI menggunakan karya mereka
- Transparansi dan atribusi wajib dalam konten yang dihasilkan oleh AI
- Pencegahan praktik monopolistik dalam industri AI
Posisi Industri terhadap Teknologi AI
Meskipun menggunakan bahasa yang tegas dalam kampanye mereka, News/Media Alliance menekankan bahwa industri media berita tidak secara fundamental menentang teknologi AI. Danielle Coffey, Presiden dan CEO News/Media Alliance, menjelaskan: Industri media berita tidak anti-AI – banyak perusahaan dan kreator menggunakan alat AI dalam pekerjaan mereka. Sebaliknya, kami mencari ekosistem yang seimbang di mana AI dibangun secara bertanggung jawab. Koalisi ini mengadvokasi apa yang mereka gambarkan sebagai ekosistem di mana AI memberikan pengembalian kepada konten berkualitas yang menjadi bahan bakar kecerdasannya.
Waktu dan Konteks Kampanye
Waktu kampanye ini sangat penting, datang hanya beberapa minggu setelah OpenAI dan Google mengirim surat kepada pemerintah AS yang meminta izin untuk melatih model AI mereka pada konten berhak cipta. Ini merepresentasikan benturan langsung kepentingan antara kreator konten dan pengembang AI, dengan implikasi signifikan bagi hak kekayaan intelektual di era digital. Kampanye ini juga mengikuti upaya serupa di Inggris, di mana surat kabar besar menjalankan kampanye MAKE IT FAIR di halaman depan mereka pada Februari lalu.
Pertempuran Hukum yang Sedang Berlangsung
Kampanye ini muncul di tengah konflik hukum yang ada antara penerbit dan perusahaan AI. Pada Desember 2023, The New York Times menggugat OpenAI dan Microsoft, dengan tuduhan penggunaan artikel mereka tanpa izin untuk melatih model AI. Seorang hakim federal telah mengizinkan kasus ini untuk dilanjutkan, menolak upaya OpenAI untuk menggugurkannya. Preseden hukum ini menambah bobot pada kampanye penerbit saat ini dan menyoroti keseriusan dengan mana kreator konten mendekati masalah-masalah ini.
Implikasi Lebih Luas untuk Industri Kreatif
Perselisihan ini meluas melampaui penerbitan tradisional. Para seniman telah mengkritik alat pembangkit gambar AI yang meniru gaya spesifik tanpa izin, dan pengguna media sosial telah keberatan terhadap platform yang menggunakan postingan mereka untuk melatih model AI tanpa persetujuan. Kampanye ini dengan demikian mewakili gerakan yang lebih luas di seluruh industri kreatif untuk menetapkan batasan yang jelas dan kerangka kompensasi untuk pengembangan AI yang bergantung pada konten buatan manusia. Seiring teknologi AI terus berkembang, resolusi dari perselisihan ini kemungkinan akan membentuk hubungan antara kreator konten dan pengembang AI untuk tahun-tahun mendatang.