AMD Mengalihkan Fokus ke AI dengan Arsitektur UDNA Baru, Mengurangi Prioritas GPU Gaming Kelas Atas

BigGo Editorial Team
AMD Mengalihkan Fokus ke AI dengan Arsitektur UDNA Baru, Mengurangi Prioritas GPU Gaming Kelas Atas

AMD sedang melakukan perubahan strategis dalam pengembangan GPU-nya, menggabungkan arsitektur RDNA yang berfokus pada gaming dan CDNA yang berorientasi pada pusat data menjadi desain terpadu baru yang disebut UDNA. Langkah ini menandakan pergeseran prioritas bagi pembuat chip tersebut, dengan aplikasi AI dan pusat data menjadi fokus utama dibandingkan kartu grafis gaming kelas atas.

Dalam wawancara terbaru, Jack Huynh, Senior Vice President dan General Manager dari Computing and Graphics Business Group AMD, menguraikan arah baru perusahaan:

  1. Pendekatan AI-Pertama: Arsitektur UDNA yang baru terutama ditujukan untuk aplikasi AI, mengikuti tren industri yang ditetapkan oleh pesaing NVIDIA.

  2. Pergeseran Strategi Gaming: AMD kini berfokus pada membangun pangsa pasar di segmen GPU menengah dan murah daripada bersaing untuk gelar Raja di kelas atas gaming.

  3. Ekosistem Pengembang: Dengan menargetkan pangsa pasar yang lebih luas, AMD berharap dapat menarik lebih banyak dukungan pengembang, dengan tujuan mencapai 40% pasar GPU untuk mendorong optimalisasi platform mereka.

  4. Ambisi Pusat Data: Sambil mengurangi fokus pada GPU gaming unggulan, AMD secara agresif mengejar kepemimpinan dalam GPU pusat data, memanfaatkan pangsa pasar CPU EPYC yang sudah ada.

  5. Menantang CUDA: Arsitektur UDNA diposisikan sebagai jawaban AMD terhadap platform CUDA milik NVIDIA, yang memiliki komunitas empat juta pengembang.

Penyesuaian strategis ini mencerminkan pentingnya AI yang semakin meningkat dalam industri teknologi dan tekad AMD untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar di pasar yang sedang berkembang ini. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan kartu grafis AMD berkinerja tinggi untuk para penggemar gaming.

Transisi ke UDNA mungkin menghadirkan tantangan, terutama dalam kinerja gaming. Tidak seperti seri RTX milik NVIDIA, yang memiliki unit akselerasi AI khusus (Tensor core), arsitektur RDNA AMD saat ini tidak memiliki perangkat keras khusus untuk ray tracing, dan lebih mengandalkan implementasi tingkat perangkat lunak.

Sementara AMD bekerja untuk menyatukan arsitekturnya dan memperluas kehadirannya di pasar AI dan pusat data, dampaknya pada jajaran GPU gaming masih harus dilihat. Perusahaan menegaskan bahwa gaming tetap menjadi pilar strategis, tetapi fokusnya jelas bergeser ke arah volume dan pangsa pasar daripada mendorong batas-batas kinerja gaming.

Bagi konsumen, ini bisa berarti lebih banyak pilihan kompetitif di pasar GPU menengah, tetapi mungkin lebih sedikit pilihan di kelas ultra-tinggi. Seiring revolusi AI terus membentuk kembali industri semikonduktor, strategi UDNA AMD merupakan taruhan yang diperhitungkan untuk masa depan komputasi, dengan implikasi signifikan baik bagi peneliti AI maupun para gamer.